Sabtu, 11 April 2009

Betapa Mudahnya Memaafkan

Hari Sabtu siang adalah jadwal renang Jihan dan Ravi bersama Kak Heri di Citos. Siang ini pulang dari mengecek persiapan acara prasmanan ulang tahun papanya Shana, aku disambut Ravi di teras. "Ibu...ibu..kunci dapur hilang.." Katanya sambil tertawa-tawa senang.. Aduh anak nakal itu, belum mengerti arti dari kunci hilang. "Ayo kuncinya dicari, kalo nggak ketemu ga jadi renang n ga boleh main PS" suaraku makin meninggi.. Dengan terpaksa si ganbteng itu mencari kunci dapur yang disembunyikannya di balik Sofa..mmhh nakal sekali
Hampir 10 menit mencari, kuncinya belum ketemu..aku fikir jagoanku itu masih mencari kunci,..eeh ternyata ngambek sambil nungging di sofa. Dalam hati aku tertawa geli..tapi masih pengen jaim "Ya sudah, sekarang prgi sholat dulu sana.." Perintahku..Ravi msih tetep ngambek, akhirnya aku paksa dia sambil mengancam ngasih cabe sambil pura2 mengambil sambel di meja. Sambil tereak2 marah dan menangis, akhirnya Ravi bersedia bergerak ke kamar mandi dan nberwudhu kemudian Shalat Dhuhur.
Selesai Shalat aku cium dia "Nah..gitu dong anak ibu..ini ibu beliin lemper kesukaan abang.."
Entah karena lapar atau emang doyan, Ravi memakan lempernya dengan lahap sambuil bercerita tentang si Komeng..mmh..betapa mudahnya dIa melupakan kekesalannya karena dipaksa mencari kunci dan disuruh shalat..Betapa mudahnya dia melupakan skapku yang galak tadi..mmh betapa mudahnya memaafkan..
Andai orang-orang dewasa dapat bersikap seperti itu.

Tidak ada komentar: