Selasa, 22 Desember 2009

Aku Bahagia Menjadi Ibu...

Teringatku betapa bahagianya saat pertama mengetahui diriku hamil. Sejuta rasa bahagia yang tak tergambarkan. Aku akan menjadi seorang IBU. Kujalani masa kehamilan selama sembilan bulan mengandung itu dengan sukacita tak tertara...merasakan berkembangnya kehidupan bermula di dalam tubuhku. Walaupun bentuk tubuhku menjadi mengembang ke samping... Ga pa pa.. Teteup sexy kok.. kata suamiku menghibur...he..he..*_^

Saat melahirkan merupakan pengalaman yang sangat mendebarkan... Keinginanku yang sangat kuat untuk dapat melahirkan secara normal. Perjuangan berhari-hari mengalami induksi untuk mempermudah kelahiran (Anak pertama induksi 10 jam, Anak Kedua induksi lebih 30 jam, Anak ketiga 4 hari diinduksi) terbayar lunas saat tubuh sang bayi merah yg montok dan kenyal di taruh di perutku. Rasa haru tak terkira saat dokter memotong tali pusarnya. Rasa bahagia yang membuncah saat Anakku menangis keras dan suamiku mengazankannya.
Akhirnya aku punya Anak...resmilah aku menjadi wanita sempurna.

Kutimang bayiku, kuberikan ASIku.. Kusayangi dia sepenuh hatiku.. Kujaga dia lebih baik daripada menjaga diriku sendiri... Rasa lelah harus bangun malam, kesakitan yg dirasakan saat menyusuinya tidak sebanding dengan Kegembiraan yang diberikan makhluk manis dari Surga itu... Pantaslah Dia disebut Qurrata 'Ayun.. Pencerah mata... Semoga kalian menjadi anak yang Shaleh dan Sholehah anak-anakku..
Semoga Ayah dan Ibumu bisa menjaga dan mendidik amanah Allah ini dengan baik...Amin
$
Sheraton Bandara, 22 Desember 2009
@

Jumat, 04 Desember 2009

Tentang Nadhira


"Mammy...mammy...hari ini ga kemana-mana kan?" Tanya Nadhira, putri bungsuku..

"Kenapa Dek?" Tanyaku..

"Ga kenapa-napa...Adek pengen manja-manja aja sama Mammy" jawab Nadhira polos..

Dukk.. Gimana gitu rasanya.. Kuciumin pipi gembil si Manis yg memanggilku Mammy.. Sementara kakak-kakaknya memanggilku Ibu...

Cerita yang lain lagi...Suatu kali saat aku sedang menyisiri rambut kusutnya..saat rambutnya sedikit tertarik..Nadhira menjerit "Aww..Mammy sudah menyakiti perasaan Adek..".. Deuuu..Nadhira..Nadhira..

Belum lagi, celotehannya kepada ayahnya yg tidak akan pernah bisa berangkat kerja sebelum diajak jajan ke Indomaret dekat rumah "Beli permen kapas dulu...baru Ayah boleh pergi kerja"..Di Indomaret tahu ga yg dibeli apa? Ya permen kapas seharga 2000rp itu sebanyak 3 bungkus..

"Kok cuma 3 Dek?" Tanya Ayah

"Satu buat Kakak, satu buat Abang, Satu buat Adek" Katanya sambil matanya mengerling indah..

Luar biasa pengetahuan kosa kata yg dimiliki Nadhira.. Beberapa kali sudah kata2nya membuatku tercengang...akhirnya tersenyum geli..he..he..

Dari mana dia bisa punya kosa kata seperti itu...he..he.. Asli..rumahku sudah bersih dari sinetron.. Tontonan si Cantik sehari-hari..Baby TV, Disney Channel dan CeeBeBees..yg bisa ditonton dalam dua bahasa.. Inggris dan Indonesia. Menurutku translate Bahasa Indonesianya cukup baik, beberapa acara juga sangat menarik dan sarat dengan pendidikan budi pekerti.. Dibo the Gift Dragon, Lola dan Charlie, Mama Mirable, Mr. Maker..Boogies BeeBees juga sarat dengan permainan kreatif..

Hanya saja peruntukkan kata-kata tersebut yg belum tepat digunakan si Cantik..

Hmmm...tapi celotehan-celotehanmu itu sayang telah membuat Ayah dan Ibumu ini selalu tersenyum, rasa lelah sepulang kerja sirna dengan senyum manismu yg selalu menyambut kepulangan Ayah dan Ibu...:)

Ibu sayang sekali padamu Nak..:)

Kamis, 03 Desember 2009

KUCING (Puisinya Ravi)

Malam ini Ravi (7th Kelas 3 SD Citra Alam Ciganjur) bercerita, tadi siang belajar membuat puisi dan membacanya di depan kelas. Puisinya begini :

Kucing... Kau suka mengejar tikus..
Kucing... Kau suka mainan..
Kucing... Kau suka makan tikus...
Kucing... Kau suka makan ikan..

(Udah...selesai deh...)

Sabtu, 28 November 2009

Menunggu New Moon...

Mengapa banyak sekali tanya..
Seribu kata apa..
Mengapa...
Kenapa...

Tak ingin ku menduga..
Tapi hati ini selalu ingin berkata..
Membuat impianku hampa...
Membuat asaku nestapa..

Namun ku kan tetap menunggu..
Karena ku tahu..
Awan tak selalu kelabu..
Badai pasti berlalu...

Yakinku...
Waktu kan menyembuhkanku..
Langit kan kembali biru...

Menunggu New Moon...

Jakarta, 28 November 2009

Kamis, 26 November 2009

Menjamak Shalat Karena Macet

Musim hujan...Hmmmm bakalan macet ni pulang kantor..
Problema yang sering banget dihadapi di kota besar seperti di Jakarta ini adalah kemacetan. Terlebih di musim penghujan ini. Kemacetan seringkali membuat prakiraan tiba tepat waktu di rumah meleset sampai 'injury time' saat kritis waktu shalat habis karena terjebak macet, terutama Shalat Maghrib.

Berikut informasi yang menarik yang saya peroleh di sebuah blog yang berisikan pendapat ustadz Asy-Syaikh Abdullah Al Bukhari. Pendapatnya sangat bermanfaat, sehingga saya ingin mensharenya untuk teman-teman saya di facebook dan yang mengunjungi blog

Pertanyaan : Kami tinggal di kota besar yang (lalu lintasnya) senantiasa padat, terkadang seseorang terjebak dalam kemacetan selama berjam-jam sampai keluar waktu shalat, maka apa yang harus ia lakukan? Dan jika ia memperkirakan bahwa kemacetan tersebut akan panjang, bolehkah baginya menjama' dua shalat dengan jama' taqdim?

Jawab; Pada asalnya semua shalat itu dikerjakan pada waktunya, Allah SWT berfirman:

إِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا" (النساء – 103)"

"Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman". (Qs. An-Nisa'; 103) maka yang wajib shalat-shalat tersebut dilakukan pada waktunya seperti yang disyariatkan.

Disini penanya mengatakan bahwa ia tinggal di kota besar yang selalu macet yang seseorang terkadang berada dalam kemacetan berjam-jam lamanya hingga keluar waktu shalat. Ia tidak boleh untuk tetap didalam mobil, sepertinya yang dimaksud si penanya apabila ia tetap didalam mobil, yaitu (hukumnya) tidak boleh baginya untuk tetap di dalam mobil sampai keluar waktu shalat, shalat-shalat tersebut harus dilakukan pada waktunya sebagaimana ayat yang telah kami sebutkan tadi.

Maka apabila terjadi kondisi seperti ini dengan artian ia tetap didalam mobil sampai hampir keluar waktu shalat maka ia harus shalat pada waktunya agar tidak keluar waktu shalat, akan tetapi apakah ia melakukan shalat di dalam mobil atau diluar? Saya jawab, yang benar, jika ia mampu untuk mengerjakan shalat yang diwajibkan di luar mobil dengan menghadap kiblat maka inilah yang wajib ia kerjakan. Dan apabila ia tidak mampu dalam artian kepadatan tersebut (antara kendaraan) menempel rapat (sampai-sampai) ia tidak mampu untuk keluar dan tidak mendapatkan tempat untuk shalat, melakukan ruku' atau sujud maka jawaban kami untuk keadaan seperti ini adalah, boleh baginya melakukan shalat di atas kendaraannya yakni mobilnya dan disyaratkan baginya menghadap kiblat ketika memulai takbir, kemudian (menyempurnakan –ed) shalatnya kemana pun arah kendaraannya. Maka ruku'nya dengan merunduk dan sujudnya lebih rendah lagi, berdasarkan hadits Ya'la bin Murrah riwayat Al Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan yang lainnya, bahwa Ya'la pernah bersama Nabi SAW di tempat yang sempit lalu datanglah awan dan tanah pun basah, kemudian tiba waktu shalat, lalu nabi memerintahkan muadzin untuk mengumandangkan adzan, maka ia mengumandangkan adzan dan iqamah dan nabi pun shalat di atas kendaraanya. Ya'la berkata: "Beliau (shalat dengan –ed) merunduk dan sujudnya lebih rendah dari ruku'nya.

Pada hadist ini tidak didapatkan nabi menghadap kiblat, diantara ahlul ilmi ada yang menshahihkannya dan berpendapat dengan hadits ini, diantara mereka yang berpendapat dengan hadits ini adalah Al Imam Ahmad rahimahullah, Ishaq bin Rahawaih dan selainnya dari kalangan ulama. Dan diantara yang menshahihkannya dan mengatakan sanadnya baik adalah Al Imam An-Nawawi dan yang lainnya dan sebagian ahlul ilmi berpendapat akan lemahnya hadits ini diantara mereka adalah Al-Baihaqi. Karena itu mereka tidak mengambil hadist ini. Yang kami maksudkan adalah hendaknya ia mengerjakan sebagaimana yang terdapat didalam hadits Ya'la ini, dan saya katakan: "menghadap kiblat " hal ini adalah sebagai kehatian-hatian. Dan saya katakan ini sebagai bentuk kehati-hatian, hendaknya ia menghadap kiblat, walaupun hadits Ya'la dan yang lainnya menerangkan nabi tidak menghadap kiblat yakni tidak ada nas yang menyatakan nabi menghadap kiblat. Jika orang tersebut shalat dalam keadaan ini, maka boleh agar tidak sampai keluar waktu shalat. Tetapi kalau ia mendapatkan tempat shalat di luar mobil ia bisa shalat, ruku' dan sujud di situ maka inilah yang lebih utama dan inilah yang harus ia kerjakan.

Adapun ucapan si penanya jika ia merasa bahwa kemacetan akan lama, apakah ia boleh menjama' dua shalat secara jama' taqdim? (Perkaranya) tidak demikian, karena urusan ini kembalinya bukan kepada perasaan, dalam hal ini ada waktu-waktu yang dibatasi oleh syari'at, waktu-waktu tersebut ada awal dan ada akhirnya dengan kata lain ada waktu yang luas dan ada waktu yang sempit, maka dalam kondisi ini ia melihat antara dua waktu ini, seperti yang terdapat dalam hadits Jibril: "Diantara dua waktu ini adalah waktu-waktu shalat, diantara dua waktu ini adalah waktu-waktu shalat". Jibril shalat bersama nabi SAW sekali diawal waktu dan sekali diakhir waktu setiap shalat, kemudian berkata: "Diantara dua waktu ini adalah waktu-waktu shalat". Seperti yang datang dalam hadist yang shahih Maka perkaranya tidak kembali kepada perasaan, akan tetapi waktu-waktu (yang membatasinya) apakah ia mengetahui waktu shalat (atau tidak). Dan waktu-waktu tersebut diketahui apakah dengan cara-cara syar'i atau dengan jam dan diantaranya ada yang diketahui dengan perkiraan. Maka ia berupaya untuk shalat pada waktunya. Kondisi ini bagaimanapun bukan udzur yang membolehkan seseorang untuk menjama' shalat. Sebagaimana yang kalian ketahui jama' secara terus menerus bukan termasuk sunnah Rasulullah SAW. Diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari dari hadits Ibnu Abbas beliau SAW pernah mengerjakannya (jama') tanpa sebab rasa takut atau hujan. Ibnu Abbas RA berkata tatkala ditanya (akan hal ini): "Beliau SAW tidak ingin memberatkan umatnya" artinya bahwa hal ini (jama' –ed) boleh dikerjakan sewaktu-waktu yakni jika seseorang membutuhkannya seperi kalau sedang sakit, lelah atau ada penghalang. Adapun keluar untuk urusan-urusan dan kebutuhan (sehari-hari –ed), hal ini berlangsung terus menerus, bukankah begitu ? Dan ini akan terus berulang, saya khawatir (apabila ia menjama' dalam kondisi seperti ini –ed) ia akan mengambil keleluasaan tersebut dan mengulang-ulanginya padahal perbuatan ini bukan sunnah baginya.



Sumber :
rec tanyajawab dgn Asy-Syaikh Abdullah Al Bukhari
http://www.ahlussunnah-jakarta.com/artikel_detil.php?id=6

Selasa, 24 November 2009

Favourite Menu @Souplus Cafe





Menu-menu favourite di Souplus Cafe

Tausiyah dari Seorang Sahabat


Tausiyah ini aku dapatkan dari seorang sahabat yang katanya juga mendapatkannya dari sahabatnya... Entah siapa yang pertama menuliskan tausiyah ini, tetapi tausiyah ini sangat mengena... Mudah-mudahan sang penulis tausiyah tidak keberatan buah pikirnya yang sangat indah ini saya share di blog ini dan di notes facebook saya..

Allah tak akan terlambat, juga tak akan lebih cepat...
Allah tahu beberapa hal yang dapat mendorongmu untuk bertahan!

Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia,
Allah tahu betapa keras engkau sudah berusaha...

Ketika kau sduah mengangi sekian lama dan hatimu masih terasa pedih,
Allah sudah menghitung airmatamu,

Jika kau pikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berlalu begitu saja,
Allah sedang menunggu bersama denganmu

Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk menelepon,
Allah selalu berada disampingmu.

Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi,
Allah punya jawabannya

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan,
Allah dapat menenangkanmu...

Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan,
Allah sedang berbisik kepadamu..

Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban...
Allah telah tersenyum kepadamu.

Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi,
Allah sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu..

Ingat bahwa dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap...
ALLAH MAHA TAHu...


Indah sekali bukan...
Hhhhmmm... semoga pengarang kata-kata indah ini mendapat tambahan amal ibadah karena tulisan ini sangat menenangkan sekali.

Senin, 19 Oktober 2009

Alhamdulillah....Tuhan Engkau Berikan Aku Hidup Satu Kali lagi...


Jumat pagi itu aku berangkat kerja sambil mendengarkan sebuah lagu dari Radio GenFM, station radionya anak muda yang saat ini lagi beken di Jakarta karena selalu memutar lagu-lagu baru yg lagi ngetrend...
Siapa penyanyinya..aku tak tahu....
Tapi ada satu baris lirik di refrain lagunya enak didengar dan sangat berkesan dihatiku....
Ga nyangka ternyata ada hubungannya dengan kejadian Jumat sorenya tanggal 16 Oktober 2009.
"Tuhan berikan Aku Hidup Satu Kali Lagi..."...
Begitu lliriknya... (Lirik selanjutnya...he..he..ga nyambung...katanya si cerita kasih tak sampai karena cinta terlarang...halahhh)

Apa hubungannya dengan kejadian Jumat sore?
Begini ceritanya...
Jumat sore itu, aku sudah menenteng tas dan kresekan pempek Palembang oleh-oleh untuk anak-anak, bersiap pulang ke rumah... Saat menunggu lift turun tiba-tiba gedung terasa bergoyang...
Gempa yang kedua kalinya terjadi tahun ini setelah yang pertama tanggal 2 September 2009 gempa berkekuatan 7.2 Skala Richter berpusat di Tasikmalaya... Kurasakan kepanikan teman-teman di satu lantai, Lantai 21 Tower Radius Prawiro yang berlantai 25... Orang-orang berhamburan dan berlarian menuju tangga darurat....
Astaghfirullah.... Subhanallah... Ya Allah...Fikiranku kosong...
Insting...aku merapat ke dinding dinding diantara lift.. Sambil bertasbih, tahmid dan istighfar..
Lupa semuanya.. Pasrah...

Tiba2 kudengar teriakan...Sahabatku Lia yg biasa menemaniku pulang kantor memanggilku.. "Mba...Mba Lusi.. ayo cepat turun katanya, sekilas kulihat Lia sdh berada di tangga darurat...
Aku tertegun ragu, goyangan akibat gempa masih terasa mengguncang gedung...
"Ayo Mba cepat..." kata Lia lagi...
Akhirnya akupun bergegas ke tangga darurat bersama temenku Nyimas, April dan beberapa orang lagi yang aku sudah tak tahu siapa.. mengikuti teman-teman lainnya yang sudah lebih dahulu menuruni tangga darurat..
Di lantai 20 aku membuka sepatu... menuruni lantai demi lantai...
Sambil membicarakan tindakan kami yang salah, menuruni tangga darurat yang katanya adalah struktur terlemah di suatu gedung...
Tapi bayangan efek gempa yang meluluhlantakkan kota Padang dan pariamanyang berkekuatan 7.6 Skala richter tanggal 30 September 2009 lebih menakutkan daripada harus berdiam di dalam gedung...
Kita harus segera keluar.. begitu kami akhirnya saling menyemangati...
Lantai 17... 10...5..3.. Dua lantai lagi..
Alhamdulillah... Allah telah memberiku kesempatan hidup satu kali lagi...
Seperti permintaanku mengikuti lagu tadi pagi
"Tuhan berikan Aku Hidup Satu Kali Lagi..."...

Sesampainya di lokasi aman, di tengah lapangan di depan gedung...baru fikiran jernih kembali...
Kuhubungi suamiku yang saat itu berada di Padang panjang, karena mertuaku sakit keras, pra stroke akibat trauma Gempa Padang 30 September 2009.
Kutelpon rumah menanyakan kondisi anak-anak... Sykurlah...ternyata mereka tidak terlalu merasakan efek gempa skali ini....
Akhirnya... akupun terduduk lemas di tengah lapangan di depan kantor.. Tempat dimana para pegawai berkumpul menunggu informasi apakah akan ada gempa susulan...
"Gempa di ujung kulon 6,4 skala richter" sms suamiku.. Tidak sehebat gempa bulan yang lalu yang berpusat di tasikmalaya..
Tapi berkali-kali mengalami gempa ini merupakan pengalaman traumatik..
Sedikit aja kehilangan kesimbangan...tubuh bergoyang.... khawatir terjadi gempa lagi...

Ya Allah...ternyata tidak hanya sekali saja Engkau memberikan aku kesempatan hidup di dunia...
Berkali-kali malah...
Berkali-kali juga aku bersyukur...
Kemudian lupa kembali...
Minta mendapat kesempatan lagi...
Lupa kembali...
Astaghfirullah...

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati ini...Tetapkan hatiku dalam ibadah untukMu”
“ Ya Allah...Tetapkan hatiku... Dalam Cinta kepada Mu”

Semoga mulai hari ini...tidak hanya janji-janji yang mengiringi sisa waktu di dunia...
Mulai hari ini... semoga bisa menjadikan setiap menit waktu termanfaatkan untuk hal-hal yang berguna dan bermanfaat...Amin

Wassalam

Kamis, 08 Oktober 2009

Sisa Waktu Itupun Terkadang Tak Tersisa Lagi...

Hari ini saya menerima email dari Komunitas Pesan Hari Ini (PHI)... satu kisah lagi mirip cerita "Mandikan Aku Bunda" mengenai fenomena yang harus dihadapi oleh kaum urban di kota besar... (Ga tau deh kalau ini juga dialami di kota kecil) ... eksekutif muda yang melulu mengejar karir, mengejar mimpi bisa sukses di usia muda... sehingga banyak yang terpinggirkan, tersisihkan...bahkan tak terperhatikan... Miris... Even sisa waktupun tak tersisa lagi...
Versi Bahasa Inggrisnya juga pernah aku baca...miriplah ceritanya. Semoga jadi pelajaran berharga untuk kita semua.

Gaji Papa Berapa?

Seperti biasa Budiman, Kepala Cabang di salah satu Bank swasta di Jakarta , tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Sari, putri pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya Ia sudah menunggu cukup lama. "Kok, belum tidur ?" sapa Budiman sambil mencium anaknya. Biasanya Sari memang sudah lelap ketika Ia pulang dan baru terjaga ketika Ia akan berangkat ke kantor pagi hari.
Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sari menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?". "Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?". "Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sari singkat.
"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 Hari kerja. Sabtu dan minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?". Sari berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Budiman beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sari berlari mengikutinya. "Kalo satu hari Papa dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp 40.000,- dong" katanya.
"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Budiman tetapi Sari tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, Sari kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- enggak ?". "Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa capek. dan mau mandi dulu. Tidurlah". "Tapi Papa..."
Kesabaran Budiman pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Sari. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Budiman nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sari di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sari didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp 15.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Budiman berkata, "Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sari. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa.Jangankan Rp 5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Budiman. "Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini". "lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Budiman lembut.
"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya Ada Rp15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp 40.000,-maka setengah jam aku harus ganti Rp 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp 5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sari polos.
Budiman pun terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.
Mudah2an Cerita ini bisa menjadi inspirasi buat kita semua……

Rabu, 07 Oktober 2009

Menyikapi Peringatan-Nya

Saya sangat prihatin dan sedih..
Di internet banyak beredar email-email yang menyebutkan ada hubungannya antara bencana gempa yang menimpa di Tasikmalaya, Padang, Jambi dengan beberapa ayat-ayat peringatan yang terdapat dalam Al Qur'an...sebagai berikut :

Gempa di Tasikmalaya pkl. 15.04
Q.S. 15 - 04


وَمَآ أَهۡلَكۡنَا مِن قَرۡيَةٍ إِلَّا وَلَهَا كِتَابٌ۬ مَّعۡلُومٌ۬

Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeripun, melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan

Gempa di Padang pkl. 17.16
Q.S. 17 - 16


وَإِذَآ أَرَدۡنَآ أَن نُّہۡلِكَ قَرۡيَةً أَمَرۡنَا مُتۡرَفِيہَا فَفَسَقُواْ فِيہَا فَحَقَّ عَلَيۡہَا ٱلۡقَوۡلُ فَدَمَّرۡنَـٰهَا تَدۡمِيرً۬ا (١٦)


Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu [supaya menta’ati Allah] tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan [ketentuan Kami], kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya

Gempa Susulan di Padang pkl. 17.58
Q.S. 17 - 58

وَإِن مِّن قَرۡيَةٍ إِلَّا نَحۡنُ مُهۡلِڪُوهَا قَبۡلَ يَوۡمِ ٱلۡقِيَـٰمَةِ أَوۡ مُعَذِّبُوهَا عَذَابً۬ا شَدِيدً۬ا‌ۚ كَانَ ذَٲلِكَ فِى ٱلۡكِتَـٰبِ مَسۡطُورً۬ا (٥٨)


Tak ada suatu negeripun [yang durhaka penduduknya], melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab [penduduknya] dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab [Lauh Mahfuzh].

Gempa di Jambi pkl. 08.52
Q.S. 08 - 52

كَدَأۡبِ ءَالِ فِرۡعَوۡنَ‌ۙ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ‌ۚ كَفَرُواْ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ فَأَخَذَهُمُ ٱللَّهُ بِذُنُوبِهِمۡ‌ۗ إِنَّ ٱللَّهَ قَوِىٌّ۬ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ (٥٢)

[keadaan mereka] serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.

Apakah benar.. penduduk daerah-daerah yang terkena bencana adalah orang-orangb yang berdosa dan durhaka semua? Sehingga dibinasakan oleh Allah?? Bagaimana dengan anak-anak dibawah umur yang menjadi korban, bayi-bayi tidak berdosa yang tak mampu menyelamatkan dirinya karena orangtuanya tidak lagi mampu melindungi dan menyelamatkan mereka...??

Teman saya adalah salah satu korban dari bencana di padang... Saat2 terkahir saya mengenalnya dia sudah menggunakan busana muslimah, pembicaraannya mengenai kebaikan, keindahan dan ketenangan yang dia peroleh saat menunaikan shalat tahajud. Tidakkan dia termasuk salah satu orang yang bertaubat.

Bagaimana menyikapinya?
Ini jawaban yang menurut saya paling pas untuk menyikapi peringatan-Nya..
Tulisan ini di forward oleh teman saya melalui email dan ingin saya share disini :

October 5, 2009 2:02 am admin Artikel, Kata Hikmah

SMS Beredar Tentang Gempa dan Ayat
Terjadinya gempa di Sumatra menimbulkan peristiwa-peristiwa yang
mengiringinya. Di antaranya beredar SMS (pesan singkat lewat telepon
seluler) yang tampaknya beredar luas, karena ada yang sampai bertanya ke
radio da’wah. Dalam pembicaraan di masyarakat pun beredar.
Isi SMS:
Asslmu’lkm.SUBHANALLAH. Gempa 1 di Padang tjd pd pkul 17:16. gempa 2 pukul
17:58 dan gempa 3 pukul 08:52 segera lihat AL QUR’AN, cocokan no surat &
ayat di atas.
Dari +62853290033xx, 04-10-2009, 21.26

Kalau mendapat SMS seperti itu, perlu diingatkan:

Cara melihat Al-Qur’an, memahaminya, mentadaburinya tidak dengan cara
seperti itu. Itu cara dukun ramal yang mencocok-cocokkan saja. Kebetulan
dianggap pas,tetapi malah jadi fitnah baru. Karena membuat metode dukun
diangkat ke Islam. Maka jangan dilakukan ya!
Ummat Islam hendaknya berhati-hati ketika berbicara mengenai agama,
Al-Qur’an, As-Sunnah, Aqidah –Tauhid, Fiqih - hukum-hukum Islam dan hal-hal
yang memerlukan pembahasan secara detail, mendalam. Kecuali kalau hanya
berbicara tentang hal-hal secara umum, misalnya mengajak: Ayo kita membantu
saudara-saudara yang sedang tertimpa musibah, ayo kita shalat berjama’ah,
ayo kita berlaku jujur, adil, tidak menyakiti dan sebagainya yang sifatnya
umum belaka.

Kalau sudah bicara hal-hal yang detail atau mendalam, misalnya tentang
merujuk ayat Al-Qur’an surat apa ayat berapa maksudnya apa dan sebagainya,
kita serahkan kepada ahlinya. Dan ketika kita tidak tahu maka ada suruhan
agar bertanya kepada ahli ilmu.
فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ ﴿٧﴾
“…maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada
mengetahui.” (QS An-Nahl/ 16: 43 dan QS Al-Anbiyaa’/ 21: 7).

Benarlah nasihat yang mengatakan, ber-Islam itu tidak cukup hanya semangat
saja, tetapi harus dengan ilmu (agama). Untuk memiliki ilmu (agama) maka
harus bersungguh-sungguh menuntut ilmu itu kepada ahlinya.
Di saat kesadaran Ummat Islam relative agak meningkat di antaranya karena
diingatkan oleh bencana-bencana, kadang semangat yang lagi meningkat itu
terjebak oleh cara-cara pemahaman yang tidak sesuai dengan Islam. Akibatnya,
SMS yang sebenarnya menyesatkan karena metodenya dalam cara merujuk kepada
Al-Qur’an tidak benar (yakni nomor surat dan ayat dicocokkan dengan jam dan
menit terjadinya gempa) itu justru di mana-mana dipegangi orang.
Semoga hal-hal semacam ini dapat dijelaskan oleh para ahlinya, hingga
tercegah meratanya ajaran yang tidak benar.

(Redaksi nahimunkar.com)
http://www.nahimunkar.com/sms-beredar-tentang-gempa-dan-ayat/

Pendapat Seorang teman di DPbS :
Mengkait2kan sesuatu kejadian dengan surat dan ayat dalam Al-Qur’an tidaklah tepat.
Dengan adanya bencana/musibah, maka Allah hendak menyuruh kita untuk kembali kepada Al-Qur’an secara utuh (mempelajari, mengamalkan dan mengajarkan keseluruhan dari surat dan ayat dalam Al-Qur’an tanpa kecuali).

Karena, bila bencana/musibah ditimpakan kepada suatu kaum, maka seluruhnya akan terkena bencana itu, baik dia itu orang sholeh, orang munafik, maupun orang yang sudah jelas kekafirannya. Baik dia itu pelaku kemunkaran yang menyebabkan turunnya adzab Allah, maupun dia itu penyeru kebaikan yang mengajak orang lain menuju jalan kebenaran, semuanya terkena bencana tanpa kecuali.

Skenario Allah SWT adalah skenario yang paling sempurna bagi makhluk ciptaanNya.
Bisa jadi, pelaku kemungkaran yang selamat dari bencana, itu merupakan teguran untuk bertaubat.
Bisa jadi, orang sholeh yang terkena bencana, itu merupakan rasa sayang Allah kepadanya untuk segera menjamunya di SyurgaNya.
Wallahu a’lam.

Yang jelas, kita sebagai muslim wajib meyakini, bahwa:
Rasa Kasih dan Sayang Allah itu adalah lebih besar dari adzabNya,
Ampunan Allah adalah lebih luas dari siksaNya,
Nikmat yang dicurahkanNya lebih banyak dari musibah yang diturunkanNya,

Semoga kita semua termasuk orang2 yang dimudahkan Allah SWT untuk mengambil hikmah atas setiap kejadian.
Dan dengan setiap kejadian itu, bertambahlah teballah keimanan kita semua. Aamiin.

Beberapa firman Allah berikut ini, kiranya cukup bagi kita untuk mengambil hikmah dari bencana:

84:1-6
Apabila langit terbelah, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuh, dan apabila bumi diratakan, dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya bumi itu patuh, (pada waktu itu manusia akan mengetahui akibat perbuatannya). Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.

64:11
Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

42:30
Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).

5:49
....Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.

30:36
Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.

49:6
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

4:62
Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: "Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna".

Note: kebanyakan nomor surat tersebut tidak terkait dengan jam kan ?

Senin, 28 September 2009

Hikmah Rasa Sakit itu...

Siang ini ada yang berbeda dibanding acara halal bihalal tahun-tahun sebelumnya. Setelah acara ramah tamah dan meeting konsolidasi di hari kerja pertama setelah libur Lebaran 1430 H Pak Direktur mengajak seluruh pegawai mengunjungi seorang pimpinan kami yang saat ini masih diberikan cobaan sakit stroke yang mengakibatkan kelumpuhan fisik yang cukup fatal, sehingga beliau tidak dapat lagi beraktivitas seperti dulu.

Terenyuh hati ini melihat sosok Sang Ibu yang dulunya amat perkasa, yang bersuara lantang dan tegas saat memberikan arahan dan persetujuan untuk kebijakan-kebijakan perbankan yang sangat strategis, sekarang hanya bisa terduduk lemah di kursi roda. Matanya tidak lagi fokus menatap ke arah kami, kakinya terus bergerak tanpa bisa dikontrol sang empunya, tubuh lumpuh sebelah. Namun dari bahasa tubuh dan ucapannya dapat kulihat Sang Ibu masih mempunyai semangat yang kuat untuk sembuh dan bangkit kembali... “Mohon doanya ya...” Pintanya...

Kamipun menyampaikan doa-doa untuk kesembuhan beliau..


Artinya: "Wahai Tuhanku, Tuhan segala manusia yang menghilangkan penyakit, sembuhkanlah, Engkau pe-nyembuh. Tak ada yang menyembuhkan selain dari Engkau, sembuh yang tidak meninggalkan sakit lagi. "

Artinya: "Hilangkanlah penyakit wahai Tuhan segala manusia. Di tangan-Mu kesembuhan. Tak ada yang menghilangkan penyakit, selain dari pada-Mu sendiri."

Melihat kondisi Sang Ibu...
Ku bersyukur untuk nikmat sehat ini Ya Allah...
Begitu banyak nikmat yang sering lalai ku syukuri Ya Allah...
Hikmah yang kudapat setelah mengunjungi orang yang sakit...
Semakin ku menyadari betapa beruntungnya orang yang sehat, dapat tertawa bahagia, tidak merasakan kesakitan di tubuh yang menyebabkan semua panca indra tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Aktivitas menjadi terganggu karena sakit, waktu dan hartapun habis untuk membeli obat dan biaya perawatan rumah sakit yang harganya semakin melambung. Kalaupun biaya obat dan rumah sakit sudah di-cover perusahaan... ku tak ingin mengganti nikmatnya sehat dengan merasakan kesakitan.

Hmmm... Jadi ingat lagu Raihan... Demi Masa...
Ingatlah 5 Perkara :
Sehat sebelum Sakit
Muda Sebelum Tua
Kaya sebelum Miskin
Lapang sebelum Sempit
Hidup sebelum Mati


Buat yang sedang sakit... Ini termasuk ujian keimanan...
“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (Al-Anbiya`: 35)
Tafsir Ibnu Katsir tentang ayat ini: “Kami menguji kalian, terkadang dengan berbagai musibah dan terkadang dengan berbagai kenikmatan. Maka Kami akan melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur (terhadap nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala), siapa yang sabar dan siapa yang putus asa (dari rahmat-Nya). Sabar dan ikhlas adalah tanda keimanan, dan putus asa adalah tanda kekufuran.

Bagi yang sedang sakit dan mau bersabar akan mendapatkan pahala dan ditulis untuknya bermacam-macam kebaikan dan ditinggikan derajatnya. Rasulullah Muhammad Saw bersabda, "Tiadalah tertusuk duri atau benda yang lebih kecil dari itu pada seorang Muslim, kecuali akan ditetapkan untuknya satu derajat dan dihapuskan untuknya satu kesalahan." (HR.Muslim dari Aisyah ra).

Buat yang sedang sakit, apabila sabar dalam menghadapi sakit tersebut Insya Allah akan menggugurkan dosa-dosa kecil sebagaimana diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Tidaklah menimpa seorang muslim kelelahan, sakit, kekhawatiran, kesedihan, gangguan dan duka, sampai pun duri yang mengenai dirinya, kecuali Allah akan menghapus dengannya dosa-dosanya.” (Muttafaqun alaih). Bagi yang sabar menghadapi penyakitnya, Insya Allah akan selamat dari siksa neraka. "Aisyah Ummul Mukminin menerangkan sabda Rasulullah Saw bahwasannya sakit karena demam itu akan menghindarkan orang Mukmin dari siksa api neraka."

Sakit adalah dari Allah. Tidaklah Allah menciptakan sesuatu secara sia-sia. Pasti ada hikmah dari sakit dan cobaan yang diberikan Allah. Salah satu hikmahnya, disaat sakit kita menjadi dekat dengan Allah. Selalu ingat pada Allah. Dalam kondisi sakit akan membuat orang merasa benar-benar lemah, tidak berdaya, membuat kita hanya akhirnya pasrah, memohon perlindungan dan ampunan dan bertaubat kepada Allah Swt sepenuh hati dan jiwa, sampai-sampai meneteskan air mata di kla berdoa. Hal yang jarang dilakukan disaat senang dan sehat.

Hikmah sakit lainnya adalah pembersihan hati dari penyakit. MenurutIbnu Qayyim, "Kalau manusia itu tidak pernah mendapat cobaan dengan sakit dan pedih, maka ia akan menjadi manusia ujub dan takabur. Hatinya menjadi kasar dan jiwanya beku. Karenanya, musibah dalam bentuk apapun adalah rahmat Allah yang disiramkan kepadanya. Akan membersihkan karatan jiwanya dan menyucikan ibadahnya. Itulah obat dan penawar kehidupan yang diberikan Allah untuk setiap orang beriman. Ketika ia menjadi bersih dan suci karena penyakitnya, maka martabatnya diangkat dan jiwanya dimuliakan. Pahalanya pun berlimpah-limpah apabila penyakit yang menimpa dirinya diterimanya dengan sabar dan ridha."

(Dari berbagai sumber)

Senin, 14 September 2009

Seandainya Saja...

Plato :
"Kemenangan yang paling utama dan paling hebat adalah menaklukkan diri sendiri"

Orang-orang yang tidak sukses mempunyai satu kesamaan. Mereka tahu semua alasan untuk gagal, dan memiliki dalih paling top untuk menjelaskan mengapa mereka tak kunjung berprestasi.
Mencari dalih untuk menutup-nutupi kesalahan adalah "hobi" banyak orang. Menciptakan dalih adalah kebiasaan yang sudah mendarah daging. Suka Ngeles Gitu loh... :(

Berikut Lima Puluh Dalih Paling Populer Di Balik Kata Seandainya
Dikutip dari buku The New Think and Grow Rich karya Napoleon Hill)


1.Seandainya saja aku mendapat cukup "dorongan"
2.Seandainya saja aku punya uang...
3.Seandainya saja pendidikanku memadai
4.Seandainya saja aku mendapat pekerjaan...
5.Seandainya saja tubuhku sehat...
6.Seandainya saja aku punya waktu...
7.Seandainya saja momennya lebih baik
8.Seandainya saja orang lain memahamiku...
9.Seandainya saja situasinya berbeda...
10.Seandainya saja aku bisa dilahirkan kembali...
11.Seandainya saja aku tak takut dengan apa yang akan “mereka’ katakan...
12.Seandainya saja aku dulu mendapat kesempatan...
13.Seandainya saja aku punya kesempatan sekarang...
14.Seandainya saja orang lain tidak berfikiran buruk tentangku...
15.Seandainya saja tak ada yang mencegahku...
16.Seandainya saja aku masih muda...
17.Seandainya saja aku bisa melakukan yang kuinginkan...
18.Seandainya saja orantuaku kaya...
19.Seandainya saja aku bertemu dengan “orang-orang yang tepat”
20.Seandainya saja aku memiliki bakat seperti orang lain...
21.Seandainya saja aku berani unjuk gigi...
22.Seandainya saja dulu aku tidak menyia-nyiakan kesempatan...
23.Seandainya saja orang tidak membuatku marah...
24.Seandainya saja aku bisa menabung...
25.Seandainya saja atasanku menghargaiku...
26.Seandainya saja ada seseorang yang membantuku...
27.Seandainya saja keluargaku memahami diriku...
28.Seandainya saja aku tinggal di kota besar...
29.Seandainya saja aku bisa segera memulai...
30.Seandainya saja aku bebas...
31.Seandainya saja aku memiliki kepribadian seperti yang dimiliki orang lain...
32.Seandainya saja aku tidak gemuk...
33.Seandainya saja aku tahu bakatku yang sejati....
34.Seandainya saja aku bisa mendapat cuti...
35.Seandainya saja aku bisa terbebas dari hutang...
36.Seandainya saja aku tidak gagal...
37.Seandainya saja aku tahu bagaimana untuk...
38.Seandainya saja aku tidak memiliki banyak kekhawatiran...
39.Seandainya saja orang-orang tidak begitu goblok...
40.Seandainya saja keluargaku tidak terlalu berlebih-lebihan...
41.Seandainya saja aku yakin dengan diriku sendiri...
42.Seandainya saja dewi fortuna berpihak kepadaku...
43.Seandainya saja “sesuatu yang akan terjadi pasti terjadi” itu tidak berlaku...
44.Seandainya saja aku tidak harus bekerja begitu keras...
45.Seandainya saja aku tidak kehilangan uang...
46.Seandainya saja aku tinggal di lingkungan yang berbeda
47.Seandainya saja aku tidak punya masa lalu...
48.Seandainya saja aku punya bisnis sendiri...
49.Seandainya saja orang lain mau mendengarku
50.Seandainya saja aku punya keberanian memandang diriku apa adanya, aku pasti menemukan apa kesalahanku dan membenahinya. Dan aku tahu, pasti ada sesuatu yang tidak beres dengan caraku mengerjakan sesuatu, kalau tidak, aku tentu sudah berhasil mencapai apa yang kuinginkan. Aku sadar bahwa pasti ada sesuatu yang tidak beres denganku, jika tidak aklu akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk menganalisis kelemahanku dibandingkan untuk mencari dalih untuk menutupinya .... dan inilah yang terbesar diantara yang lain....

Apakah dalih-dalih diatas sering anda ucapkan?...
Berarti anda adalah “Si Tukang Ngeles”....dan belum sukses

Jakarta, 14 September 2009

The New Think and Grow Rich : Kekuatan Sebuah Keyakinan

Napoleon Hill :
“Seorang yang putus asa tidak pernah menang, dan seorang pemenang tidak pernah putus asa”


Ingatkah dulu ketika kecil, kalau ada yang bertanya “Apa cita-citamu kalau sudah besar” Sebagian besar pasti akan menjawab “jadi Dokter”, “Jadi Insinyur” “ Jadi Pilot”... Hmmm...kenyataannya setelah besar jadi apakah kita? Mungkin hanya sebagian kecil orang yang bisa mewujudkan cita-cita masa kecilnya.

Kenyataan dan lingkungan sekitar berpengaruh sehingga mengubah pekerjaan yang sekarang ditekuni melenceng dari apa yang sudah dicita-citakan... Bagaimana dengan anda?? Apakah cita-citamu saat ini sama dengan cita-citamu di masa kecil? Selamat...kalau memang anda adalah orang yang berhasil mewujudkan cita-cita tersebut dan menekuninya sepenuh jiwa. Sedikit sekali orang yang seberuntung anda.

Okay... sekarang saya ingin bertanya...pernah anda bercita-cita menjadi orang kaya?
Jiwa anak kecil yang polos, tidak pernah terfikirkan untuk bercita-cita semata-mata mempunyai kekayaan berlimpah ruah. Ketika lahir orangtua, kakek nenek, sanak saudara mendoakan semoga ketika besar menjadi anak yang sholeh/sholeh, berakhlak mulia dan menjadi orang yang berbakti kepada orangtua, bangsa dan agama.... Idealis sekali ya... Belum pernah saya mendengar ada orangtua yang mendoakan anaknya semoga menjadi orang kaya di masa depan... Kalaupun ada bentuk doanya adalah semoga anaknya menjadi orang yang mempunyai kekayaan hati dan batin, berbudi luhur.

Thus...pernahkan anda berdoa untuk menjadi orang kaya?? Hi...hi... rasanya malu ya, berdoa kepada Allah kok meminta kekayaan... Nah inilah barangkali penyebabnya kenapa kita nggak kaya-kaya... :P Padahal Allah itu kan Maha Kaya dan Maha Mengabulkan Doa...

Dan Rabbmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku,niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. .... (QS. Al Mu’min:60)

Doa saja tentu saja nggak cukup... Usaha Kudu... Dengan keyakinan dalam hati bahwa Allah akan mengabulkan doa kita, ditambaha usaha yang sungguh-sungguh dan tidak berputus asa... Insya Allah bukan suatu hal yang mustahil untuk dapat mewujudkan impian atau cita-cita menjadi orang kaya. Masalahnya, seringkali doa itu tidak dikabulkan seketika...sim salabim terwujud saat tongkat sihir diayunkan.. Butuh kesabaran dan keyakinan untuk selalu berprasangka baik kepada Allah yang akan mengabulkan doa semua hambaNya...
Allah berfirman dalam hadits Qudsi, yang artinya : "Aku sebagaimana prasangka hamba-Ku. Kalau ia berprasangka baik, maka ia akan mendapatkan kebaikan".

Keyakinan yang kuat ditambah usaha yang konsisten untuk mewujudkan cita-cita merupakan rahasia pertama kesuksesan orang-orang kaya dunia seperti Henry Ford (pendiriperusahaan mobil Ford) George Eastman (penemu dan pendiri Eastman Kodak Company), Theodore Roosevelt (Presiden Amerika Serikat ke-26 1901-1909), Wilbur Wright (pelopor industri pesawat terbang), Alexander Graham Bell (penemu telepon) dan banyak lagi nama-nama orang-orang terkenal Amerika yang prestasinya dan kekayaannya membuktikan bahwa mereka memahami dan menerapkan rahasia yang diformulasikan oleh Andrew Carnegie untuk meraih posisi-posisi yang tinggi dalam kehidupan inilah yang kemudian ditulis oleh Napoleon Hill dalam bukunya “The New Think and Grow Rich”

Gaya penulisan yang sangat menarik disajikan oleh Hill seperti : ...salah satu keanehan dalam rahasia (dalam buku) ini adalah bahwa orang-orang yang mendapatkan dan menggunakannya akan terseret dalam kesuksesan..
Keanehan lain adalah bahwa rahasia tersebut tidak dapat dihadiahkan dan tidak dapat dibeli dengan uang. Kecuali Anda dengan sengaja menyelidiki rahasia itu, Anda tidak bisa mendapatkannya dengan harga berapa pun...
Pada saat Anda membaca buku ini, entah di bagian mana, rahasia tersebut akan meloncat keluar dari halaman dan tegak di hadapan Anda, kalau anda telah siap untuknya. Ketika rahasia itu muncul, Anda akan mengenalinya....
membuat pembaca penasaran untuk meneruskan membaca buku ini sampai selesai.

Think and Grow Rich seringkali diebut sebagai Filosofi Pencapaian Pribadi yang pertama, demikian komentar editor buku ini. Filosofi adalah sebuah sistem mengenai prinsip-prinsip yang akan membimbing pemikiran dan tindakan anda, dan memberi anda kode etik dan standar nilai. Buku ini tidak hanya akanmengubah apa yang Anda fikirkan, tetapi juga mengubah cara berfikir Anda. Demikian komentar terhadap ide-ide dalam buku ini...(entah siapa yang berkomentar di box comment... mungkin ini salah satu strategi untuk menambah daya tarik buku ini)

Penasaran....?? ? Silahkan membaca bukunya sendiri dan temukan formula rahasia Carnegie untuk meraih kesuksesan dalam kehidupan 

Wassalam

Jakarta, 14 September 2009

Kamis, 10 September 2009

Kucing-kucing Lucu..

Cerita ini aku tulis ulang dari obrolan hangat saat menghadiri undangan buka bersama kemarin dengan rekanan kerja di sebuah restoran ala Timur Tengah. Ternyata obrolan ini membuat suasana bukber menjadi cair dan berlangsung dengan ceria, karena cerita Bosku mengenai kucingnya yang sedang sakit. Bosku memang penggemar kucing, di rumahnya, beliau memelihara Kucing Himalaya. Di rumahnya beliau memelihara lebih dari 7 ekor kucing khususnya jenis Himalaya.

Ceritanya seekor kucing betina si Bos yang bernama Grey hamil dan melahirkan tujuh ekor anak kucing yang lucu. Setelah melahirkan ternyata si Grey jadi malas makan dan akhirnya sakit. Melihat kondisi Grey yang sangat lemes, akhirnya diputuskan si Grey dibawa ke dokter hewan langganan dan ditangani segera. Si Grey diinfus dan dirawat di kamar perawatan khusus...xixixi...semua terbahak-bahak mendengar cerita si Bos :)



Na..lho... kucing aja ada UGDnya lho... Saking menghayati cerita si Bos...pagi ini aku terbangun dari mimpi bercengkrama dengan 7 ekor anak kucing yang lucu...
Ooo..mimpi yang menyenangkan sekali.. "Mau dapet rezeki kali" kata suamiku... Hi...hi... iya kali ya...hari ini katanya THR mo dibagikan :P


Have a nice day...

Selasa, 08 September 2009

Menikmati Wudhu

Entah kenapa wudhu untuk shalat Ashar sore ini terasa nikmat sekali... Mungkin karena sang mentari bersinar garang dan kondisi cuaca yang cerah benderang membuatku ingin berlama-lama bercengkrama dengan air wudhu yang dingin mengalir dari kran .... hmmm segeerrr banget....he...he... batal gak ya puasaku... :P

Sembari menikmati wudhu...kuteringat lagu Bimbo... Daleeemmm...

Wudhu
Artis (Band): Bimbo / Ir. Hendarmin R.

Kubaca Ta’awudz dan
Basmalah lalu ku ucapkan
Kubasuh tanganku,
Kusucikan kedua tanganku

Kubasuh mulutku,
kusucikan lidah dan ucapanku
Kubasuh hidungku,
kusucikan penciumanku

Kubasuh mukaku,
kusucikan wajah dan penglihatanku
Kubasuh lenganku,
kesucikan perbuatanku

Kubasuh rambutku,
kusucikan pikiranku
Kubasuh telingaku,
kusucikan pendengaranku

Kubasuh kakiku,
kusucikan langkahku
Allahu ya Rabbi
ijinkan aku menghadapMu
Allahu ya Rabb
ijinkan aku menghadapMu

~{}~

Kubaca Ta’awudz dan
Basmalah lalu ku ucapkan
Kubasuh tanganku,
kusucikan kedua tanganku

Kubasuh mulutku,
kusucikan lidah dan ucapanku
Kubasuh hidungku,
kusucikan penciumanku

Kubasuh mukaku,
kusucikan wajah dan penglihatanku
Kubasuh lenganku,
kesucikan perbuatanku

Kubasuh rambutku,
kusucikan pikiranku
Kubasuh telingaku,
kusucikan pendengaranku

Kubasuh kakiku,
kusucikan langkahku
Allahu ya Rabbi
ijinkan aku menghadapMu
Allahu ya Rabbi
ijinkan aku menghadapMu

Senin, 07 September 2009

Cara Menghitung Bagi Hasil

Berbagi hasil dalam bank syariah menggunakan istilah nisbah bagi hasil, yaitu proporsi bagi hasil antara nasabah dan bank syariah. Misalnya, jika customer service bank syariah menawarkan nisbah bagi hasil Tabungan iB sebesar 65:35. Itu artinya nasabah bank syariah akan memperoleh bagi hasil sebesar 65% dari return investasi yang dihasilkan oleh bank syariah melalui pengelolaan dana-dana masyarakat di sektor riil. Sementara itu bank syariah akan mendapatkan porsi bagi hasil sebesar 35%. Bagaimana menghitung nisbah bagi hasil tersebut?

Untuk produk pendanaan/simpanan bank syariah, misalnya Tabungan iB dan Deposito iB, penentuan nisbah bagi hasil dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: jenis produk simpanan, perkiraan pendapatan investasi dan biaya operasional bank. Hanya produk simpanan iB dengan skema investasi (mudharabah) yang mendapatkan return bagi hasil. Sementara itu untuk produk simpanan iB dengan skema titipan (wadiah), return yang diberikan berupa bonus.

Pertama-tama dihitung besarnya tingkat pendapatan investasi yang dapat dibagikan kepada nasabah. Ekspektasi pendapatan investasi ini dihitung oleh bank syariah dengan melihat performa kegiatan ekonomi di sektor-sektor yang menjadi tujuan investasi, misalnya di sektor properti, perdagangan, pertanian, telekomunikasi atau sektor transportasi. Setiap sektor ekonomi memiliki karakteristik dan performa yang berbeda-beda, sehingga akan memberikan return investasi yang berbeda-beda juga. Sebagaimana layaknya seorang investment manager, bank syariah akan menggunakan berbagai indikator ekonomi dan keuangan yang dapat mencerminkan kinerja dari sektoral tersebut untuk menghitung ekspektasi /proyeksi return investasi. Termasuk juga indikator historis (track record) dari aktivitas investasi bank syariah yang telah dilakukan, yang tercermin dari nilai rata-rata dari seluruh jenis pembiayaan iB yang selama ini telah diberikan ke sektor riil. Dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat diperoleh besarnya pendapatan investasi dalam bentuk equivalent rate- yang akan dibagikan kepada nasabah misalnya sebesar 11%.

Selanjutnya dihitung besarnya pendapatan investasi yang merupakan bagian untuk bank syariah sendiri, guna menutup biaya-biaya operasional sekaligus memberikan pendapatan yang wajar. Besarnya biaya operasional tergantung dari tingkat efisiensi bank masing-masing. Sementara itu, besarnya pendapatan yang wajar antara lain mengacu kepada indikator-indikator keuangan bank syariah yang bersangkutan seperti ROA (Return On Assets) dan indikator lain yang relevan. Dari perhitungan, diperoleh bahwa bank syariah memerlukan pendapatan investasi -yang juga dihitung dalam equivalent rate- misalnya sebesar 6 %.

Dari kedua angka tersebut, maka kemudian nisbah bagi hasil dapat dihitung. Porsi bagi hasil untuk nasabah
Dari kedua angka tersebut, maka kemudian nisbah bagi hasil dapat dihitung. Porsi bagi hasil untuk nasabah adalah sebesar: [11% dibagi (11%+6%)] = 0.65 atau sebesar 65%. Dan bagi hasil untuk bank syariah sebesar: [6% dibagi (11%+6%)] = 0.35 atau sebesar 35%. Maka nisbah bagi hasilnya kemudian dapat dituliskan sebagai 65:35.
Tentu saja dalam prakteknya nasabah iB tidak perlu terlalu pusing dengan perhitungan njlimet bagi hasil semacam ini. Masyarakat hanya tinggal menanyakan berapa rate indikatif dari Tabungan iB atau Deposito iB yang diminatinya. Rate indikatif ini adalah nilai equivalent rate dari pendapatan investasi yang akan dibagikan kepada nasabah, yang dinyatakan dalam persentase misalnya 11% atau 8% atau 12%. Jadi masyarakat dengan cepat dan mudah dapat menghitung berapa besar keuntungan yang akan diperolehnya dalam menabung sekaligus berinvestasi di bank syariah. Sangat mudah bukan?

Sumber :http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/D6B8DE61-4B67-4C34-BCB3-4959A394CE1C/17636/Menghitung_Bagi_Hasil_iB.pdf

Sabtu, 05 September 2009

What's Wrong With Me...???


Apa sih yang salah dengan bank syariah?

Dulu…sewaktu awal-awal para aktivis berjuang dan giat mensosialisasikan halal dan haramnya bunga bank, plus ayat-ayat Al Quran dan Hadist sebagai referensi dan akhirnya berhasil mendirikan sebuah bank syariah 17 tahun yang lalu…..para pionir dibilang… terlalu keras… “militan”..
Dulu…Ketika promosi/campaign bank-bank syariah banyak menggunakan istilah-istilah dari Bahasa Arab seperti mudharabah, murabahah, ijarah, kafalah, salam, qard, de el el katanya.. bikin bingung, susah dimengerti.
Seharusnya sosialisasinya menggunakan bahasa Indonesia saja, istilah-istilah yang lebih mudah sehingga lebih mudah dimengerti (padahal banyak istilah perbankan yang menggunakan bahasa Inggris seperti interest rate, collateral, leasing, fixed and cap,etc … tapi nggak ada yang protes tuh… :P).
Katanya bank syariah hanya buat orang Islam, terutama yang sudah tobat, buat orang yang mau naik haji atau buat bayar zakat…Katanya…Bank syariah ekslusif…Katanya…bla..bla..bla..
Belakangan…. para syariah banker aktif mengkampanyekan iB (dibaca ai-Bi) singkatan Islamic Banking sebagai logo industri bersama perbankan syariah Indonesia. Maksudnya supaya kelihatannya jaringan bank syariah itu ada dimana-mana, karena logo iB itu wajib digunakan oleh seluruh bank syariah, di pintu masuk, di spanduk-spanduk, banner, leaflet, flyer dan semua marketing tools (alat-alat promosi) bank syariah. Supaya masyarakat tahu bank syariah itu bukan hanya Bank Muamalat Indonesia (BMI) atau Bank Syariah Mandiri (BSM) saja yang menjadi ‘Top of Mind” ketika ada pertanyaan ’bank syariah apa saja yang kamu ketahui’. Tetapi ada Bank Mega Syariah, BRI syariah, CIMB Niaga Syariah, BPD KalBar Syariah, BPD Jatim Syariah, BPRS dan lain-lain. Paling tidak kalau masyarakat melihat logo iB tersebut di spanduk, pintu masuk, banner atau di meja customer service bank-bank konvensional terkemuka seperti BNI 46, BII Konvensional, masyarakat tahu disana mereka bisa bertrasansaksi secara syariah, atau mendapatkan pelayanan seperti menabung atau mempunyai deposito dengan skema syariah.

Istilah-istilah seperti Tabungan iB, Deposito iB, KPR-iB, KPM-iB, Gadai-iB dan lain-lain juga gencar diperkenalkan. Katanya sih biar lebih membumi karena selain sudah menggunakan Bahasa Indonesia, juga supaya masyarakat lebih cepat mengerti karena sosialisasinya menggunakan istilah-istilah perbankan yang sudah ngetrend atau sudah akrab di telinga masyarakat awam…

Lha ini…kok ya dibilang tidak syariah juga… :p

Sebagian berpendapat penggunaan istilah Bahasa Indonesia itu membuat maknanya menjadi jauh dari phylosopy dasar transaksi syariah asal, karena tidak semua istilah bahasa Arab bisa diIndonesiain (diterjemahkan-Red). Padahal ini hanya salah satu bagian dari strategi marketing /promosi bank syariah saja. Strategy ini digunakan untuk mengakomodir issue-issue negatif yang dianggap menghambat pertumbuhan/pengembangan perbankan syariah. Tujuannya, supaya pesan yang ingin disampaikan lebih cepat sampai ke masyarakat, supaya masyarakat peduli ‘aware’ terhadap kehadiran bank syariah.

Dan…pada saat masyarakat/nasabah bank ingin bertransaksi di bank syariah dan untuk masyarakat/nasabah yang ingin tahu lebih banyak mengenai skema transaksi di bank syariah, customer service, staf atau pejabat bank syariah yang incharge berkewajiban dan harus mampu menerangkan manfaat dan skema yang beragam yang merupakan kelebihan atau keunggulan bank syariah sebagai bank yang lebih dari sekedar bank “Beyond Banking”.

Belum lagi kritik terhadap operasional bank syariah yang tidak hanya datang dari masyarakat awam saja. Bahkan ulama atau tokoh Islam sendiri sering mengemukakan opini yang semakin mendiskreditkan bank syariah.

Gara-gara produk murabahah (skema jual beli) menjadi primadona (skema untuk kepemilikan rumah dan kendaraan atau KPR-iB, KPM-iB) bank syariah dibilang nggak syariah… Apalagi… dalam penentuan harga (pricing) pada akhirnya kalau dihitung-hitung sama saja dengan ‘rate’nya bank konvensional, malah jatuhnya kok ya.. malah lebih mahal di bank syariah??? :p

Gara-gara bank syariah mewajibkan persyaratan adanya agunan (collateral) sebagai persyaratan pemberian pembiayaan dalam rangka governance dan risk management dibilang bank syariah mempersulit, tidak mendukung usaha kecil yang ingin mengembangkan usaha. Dasar hitung pembagian bagi hasil juga masih ‘Revenue Sharing’ dan sering melirik-lirik tingkat suku bunga BI Rate atau SBI Rate sebagai indikator penentuan ‘equivalent rate’

Seharusnya kan produk unggulan bank syariah mudharabah (skema bagi hasil)… Harusnya kan bisa lebih murah…jadinya laku… Seharusnya kan bisa lebih mudah…Seharusnya kan ‘Profit and Loss Sharing”…Seharusnya kan punya indeks syariah atau benchmark sendiri…Seharusnya….bla…bla..bla…
(cape deh…L)

Dan…issue-issue negatif terlanjur menjadi efek bola salju… Menggelinding…semakin besar… dan bisa menghancurkan…

Dan…apakah para ‘ulama tokoh’ yang mengkritik dan melempar issue negatif itu punya solusinya???… Apakah mereka menawarkan alternatif untuk masalah yang dihadapi bank syariah???

Anda pasti sudah bisa menebaknya kan….??

Komentator selalu merasa lebih pintar daripada yang main bola…

Kritikus selalu merasa lebih ahli daripada para praktisi…

Yaa nggak semua juga sih yang mengkritik asal-asalan…

Ada juga beberapa tokoh ulama kritis yang sudah paham operasional bank syariah yang mencoba meluruskan issue-issue negatif tersebut… Tetapi kebanyakan,…lebih banyak ulama/tokoh yang tidak mengerti operasional perbankan. Mengerti mengenai ‘fiqih ibadah’ tetapi tidak banyak yang mendalami ‘fiqih muamalah”….yaa jadinya jaka sembung naik ojek…nggak nyambung jek…he…he..

Kalau ditanya lebih jauh, apakah ulama itu sudah pernah menggunakan produk bank syariah, atau paling tidak punya rekening / menabung di bank syariah… Ternyataaaa.. banyak yang belum punya tuuh… ha..ha…hah… (Mbah Surip mode on)… Seorang teman bercerita saat melakukan sosialisasi ke sebuah pesantren di daerah Jawa Tengah, ternyata keuangan dan sistem pembayaran uang sekolah para santri dan termasuk kyainya masih menggunakan jasa sebuah bank konvensional yang jaringannya paling luas di Indonesia. Padahal mereka mengerti sekali mengenai Riba, tahu pasti tentang masalah halal dan haramnya. Ketika teman saya bertanya kenapa tidak menggunakan jasa bank syariah, sang kyai menjawab ..”Habis yang nawarin pertama sekali yang bank abc itu…”…nah lho…

Dan dampak dari opini dan kritikan para ulama dan tokoh Islam tersebut sangat parah…memprihatinkan….:p

Masyarakat awam terlanjur skeptis… terlanjur beranggapan bahwa bank syariah gak beda jauh dengan operasional bank konvensional, nggak ada bedanya antara bunga bank dan bagi hasil…. Bahkan banyak yang menjadi antipati terhadap bank syariah… Bahkan yang belum pernah menjadi nasabah bank syariah ikut-ikutan mencap bank syariah tidak syariah…

What’s wrong with me???
Kalau bank syariah bisa ngomong…dia pasti nanya.. apa yang salah padaku… Kenapa orang-orang di negeri yang katanya mayoritas beragama Islam ini… enggan mendukung keberadaannya.. enggan menjadi nasabahnya…malahan terlanjur punya mindset yang negatif terhadap bank syariah. Padahal lebih 80 % atau lebih dari 160 juta penduduk Indonesia beragama Islam yang seharusnya menjadi nasabah potensial bank syariah. Sejauh ini, 17 tahun sejak berdirinya Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama di Indonesia, baru 5,3 juta orang (rekening) yang menjadi nasabah bank syariah.

Kemana 154,7 juta orang Islam Indonesia yang lainnya??

Umumnya orang miskin mbak…katanya…

Berdasarkan hasil Survey BPS (Biro Pusat Statistik) bulan Maret 2009 Lebih dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah orang miskin di Indonesia sebanyak 32,53 juta jiwa atau 14,15 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Standar kemiskinannya sangat minim kurang lebih Rp 6.500/orang/hari. Kalau standar kemiskinannya antara Rp.7000.- s.d Rp 10.000,-…jumlah penduduk miskin itu dipastikan lebih meningkat lagi…

Boro-boro mau nabung di bank mbak…katanya… Makan sehari-hari aja susah… :P…

Perjuangan panjang masih harus dilakukan oleh para pengemban amanah untuk mengembangkan bank syariah… Merumuskan strategy-strategy baru yang bisa ‘meredam’ dan mengakomodir semua kepentingan stakeholder perbankan syariah, dengan tetap menjunjung tinggi profesionalitas tanpa harus meninggalkan “nilai-nilai kesyariahan-Islamic Value” yang ‘rahmatan lil ‘alamin’ yang seharusnya merupakan kelebihan utama bank syariah.

Ditengah badai issue-issue negatif yang mengombang-ambingkan…

Maju Terus iB-ku…

Maju Terus Perbankan Syariah-ku…

Lanjutkan…


Wassalam

Kamis, 03 September 2009

Bila Waktu Tlah Berakhir


Dedicated buat seorang sahabat yang baru saja ditinggal orang terkasih.







Bila Waktu Tlah Berakhir By Opick

bagaimana kau merasa bangga
akan dunia yg sementara
bagaimanakah bila semua hilang dan pergi
meninggalkan dirimu

bagaimanakah bila saatnya
waktu terhenti tak kau sadari
masikah ada jalan bagimu untuk kembali
mengulangkan masa lalu

dunia dipenuhi dengan hiasan
semua dan segala yg ada akan
kembali padaNya

bila waktu tlah memenggil 
teman sejati hanyalah amal
bila waktu telah terhenti
teman sejati tingallah sepi

Selasa, 01 September 2009

Blue Ocean Strategy


Kenapa manusia suka berkompetisi...
Segala sesuatu diperebutkan...
Padahal begitu luasnya samudra biru yang diciptakan Allah..
JanjiNya "Dan tiada satupun makhluk melata (bergerak) di muka bumi melainkan semuanya dijamin Alloh Rezkinya” (QS.11 Hud : 6)

وَمَامِنْ دَآبًةٍ فىِ اْلاَرْضِ اِلاَّ عَلىَ اللهِ رِزْقُهَا “

Tak ada perjalanan yang mudah.
Tak ada persahabatan yang diisi dengan tawa semata.
Persahabatan membuat hidup lebih kaya.
Persahabatan membuat dunia lebih indah.

Buku Blue Ocean Strategy karya duo sahabat W. Chan Kim dan Renee Mauborgne yang merupakan hasil penelitian selama lebih dari lima belas tahun ini menawarkan gagasan-gagasa yang berisikan nilai-nilai persahabatan, kesetiaan dan rasa saling percaya satu sama lain. Strategi Samudra Biru menantang kita (perusahaan) untuk keluar dari samudra merah persaingan berdarah dengan cara menciptakan ruang pasar yang belum ada pesaingnya, sehingga kompetisi pun menjadi tak relevan.

Gagasan-gagasan dalam buku ini tidak ditujukan bagi orang-orang yang ambisi hidupnya hanya untuk bertahan hidup. Buku ini ditujukan buat orang-orang yang selalu ingin membuat perubahan, ingin menciptakan sesuatu yang bermanfaat untuk orang banyak, buat orang-orang yang ingin membangun masa depan yang lebih baik. Dalam perjalanan hidup kita yang berliku

Dalam buku ini Kim dan Mauborgne memperkenalkan seperangkat kerangka dan alat analisis cara menghadapi tantangan secara sistematis dan memaparkan prinsip-prinsip utama strategy samudra biru. Kim dan Mauborgne memberi penekanan pada upaya memahami cara membangun kepercayaan dan komitmen serta upaya memahami pentingnya pengakuan intelektual dan emosional sebagai inti dari strategi.

Buku ini sangat inspiratif untuk memulai usaha atau pengembangan usaha. Tidak perlu berniat menjadi pesaing bagi usaha yang sudah mapan. Tidak perlu berkompetisi di lahan yang sama. Bumi Allah masih terbentang luas, apalagi samudra biruNya masih belum banyak terjamah. New comer seringkali harus berjuang keras untuk bisa hidup di rimba persaingan bisnis yang kejam. Ide kreatif dan inovasi untuk menciptakan peluang baru merupakan kunci untuk bisa eksis tanpa harus berdarah-darah berkompetisi dengan si Giant yang sudah mapan.

Jakarta, 3 September 2009
.

Menghujam Jantungku



Lagi seneng dengerin Lagu Tompi ini, sambil menikmati macet dalam perjalanan pulang selama Ramadhan...

Segenap hatiku selalu memujamu
Seluruh jiwa ku persembahkan untukmu
Sepenuh cintaku merindukan dirimu
Seutuh gejolak membakar hatiku

*)
Seperti cahaya hadirmu di duniaku
Seperti ribuan bintang yang menghujam jantungku

Reff:
Kau membuatku merasakan indahnya jatuh cinta
Indahnya di cintai saat kau jadi milikku
Oh tak kan kulepaskan dirimu oh cintaku
Teruslah kau bersemi di dalam lubuk hatiku

Senin, 31 Agustus 2009

Izinkan aku menjadi hamba yang senantiasa bersyukur...


Siapa yang tak mau hidup berkecukupan, punya pekerjaan yang prosepektif dengan gaji yang kompetitif, rumah yang asri, kendaraan yang bagus, suami/istri keren, anak-anak yang sehat dan lucu, keluarga yang selalu menjalankan perintah agama, keluarga sakinah mawaddah dan wa rahmah. Pokoke semuanya berjalan mulus, aman, damai, tentram dan tercukupi lahir dan batin... Woww... ga nolak deh..

Tapi namanya hidup, biasanyanya gak mulus-mulus aja..
Adaa aja yang namanya masalah...
Anak sakitlah, orang tua sakit, saudara tertimpa musibah, teman sekerja yang gak kooperatif, lingkungan yang gak nyaman, bencana alam, teroris etc...etc..

Hhhhh...begitulah hidup, masalah membuat hidup lebih hidup..
Ibarat nasi tanpa lauk, lauk tanpa garam... hambar n gak enak...
Adanya masalah bikin kita tahu rasa nikmat hidup tanpa masalah..
Adanya masalah bikin kita berjuang untuk survive...
Adanya masalah bikin kita lebih kreatif...

Rumput tetangga sepertinya memang selalu lebih hijau dari rumput di halaman sendiri (sebenarnya gue ga pernah nanam rumput...habis lahannya terbatas si...:p)
Sepertinya kehidupan orang lain lebih menarik...
Sepertinya kehidupan orang lain lebih nyaman...
Sepertinya kehidupan orang lain lebih bahagia...

Ahh...ga juga tuuh..
Kehidupanku selalu menarik untuk direnungi..
Aku orang yang bahagia...diantara semua masalahku
Aku orang yang bahagia...diantara semua kebingunganku
Aku orang yang bahagia...diantara semua bahagiku
Katakan mantera ini pada diri sendiri..
Datanglah semua energi positif...

Yaa Rabb... izinkan aku menjadi hamba yang senantiasa bersyukur..
Amin...Amin...Amin...

Jakarta, 1 September 2009

Buku Menu Baru di Souplus Kalibata





Buku Menu Baru di Souplus Kalibata





Minggu, 30 Agustus 2009

Paket Ramadhan 2009 di Souplus Cafe kalibata


Info Souplus dan Menu Komplit bisa dilihat di link berikut : http://uchiemasdar.blogspot.com/search/label/Makan%20Enak

Paket Komplit Souplus Cafe Kalibata


Info Souplus dan Menu Komplit bisa dilihat di link berikut : http://uchiemasdar.blogspot.com/search/label/Makan%20Enak

Mandikan Aku Bunda


Tiba-tiba ada yang memforward kisah yang bertahun-tahun lalu telah menginspirasi diriku untuk mencoba menjadi SuperMom... Konsekuensi menjadi wanita karir, mengharuskanku bisa menjadi WonderWomen. Harus mampu menyelaraskan semua kepentingan rumah tangga, anak-anak, suami, keluarga, lingkungan sekitar tempat tinggal, karir, peningkatan kompetensi dan waktu untuk diriku sendiri. Semua prioritas, semua penting.... Hmmm....Andai aku WonderWomen... Ahh..paling tidak aku senantiasa mencoba... Capek??? capek banget...dan hasilnya juga tidak sesempurna yang diharapkan...dan banyak trade offnya... Tetapi aku akan terus berusaha semampuku..

Kisah Mandikan Aku Bunda ini sangat menyentuh, Semoga bisa menginspirasi Bunda-Bunda yang lain yang saat ini juga berkarir seperti tokoh Rani dalam kisah ini. Terima kasih buat teman yang sudah menforward. Entah kisah ini benar atau tidak...namun...semoga bisa menjadi pelajaran buat kita semua...

Rani, sebut saja begitu namanya. Kawan kuliah ini berotak cemerlang dan memiliki idealisme tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik, di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not the best'', katanya selalu, mengutip seorang mantan presiden Amerika.

Ketika Universitas mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht, Belanda, Rani termasuk salah satunya. Saya lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran. Berikutnya, Rani mendapat pendamping yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi.

Alifya, buah cinta mereka, lahir ketika Rani diangkat sebagai staf diplomat, bertepatan dengan tuntasnya suaminya meraih PhD. Lengkaplah kebahagiaan mereka.

Konon, nama putera mereka itu diambil dari huruf pertama hijaiyah ''alif'' dan huruf terakhir ''ya'', Jadilah nama yang enak didengar: Alifya. Saya tak sempat mengira, apa mereka bermaksud menjadikannya sebagai anak yang pertama dan terakhir.

Ketika Alif, panggilan puteranya itu, berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila. Bak garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota kekota lain, dan dari satu negara ke negara lain. Setulusnya saya pernah bertanya, ''Tidakkah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal? '' Dengan sigap Rani menjawab, ''Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya. Everything is OK!'' Ucapannya itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter mahal. Rani tinggal mengontrol jadwal Alif lewat telepon.

Alif tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas dan gampang mengerti. Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu,tentang kehebatan ibu-bapaknya. Tentang gelar dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan
uang yang banyak.''Contohlah ayah-bunda Alif, kalau Alif besar nanti.'' Begitu selalu nenek Alif, ibunya Rani, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.

Ketika Alif berusia 3 tahun, Rani bercerita kalau dia minta adik. Terkejutdengan permintaan tak terduga itu, Rani dan suaminya kembali menagihp engertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Lagi-lagi bocah kecil ini ''memahami'' orang tuanya.Buktinya, kata Rani, ia tak lagi merengek minta adik. Alif, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek. Bahkan, tutur Rani, Alif selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Rani menyapanya ''malaikat kecilku''. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya supersibuk, Alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam, saya iri pada keluarga ini.

Suatu hari, menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak dimandikan baby sitter. ''Alif ingin Bunda mandikan'', ujarnya penuh harap. Karuan saja Rani, yang detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, gusar. Ia menampik permintaan Alif sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Alif agar mau mandi dengan Tante Mien, baby sitter-nya. Lagi-lagi, Alif dengan pengertian menurut, meski wajahnya cemberut. Peristiwa ini berulang sampai hampir sepekan. ''Bunda, mandikan aku!'' kian lama suara Alif penuh tekanan. Toh, Rani dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Alif sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Alif bisa ditinggal juga.

Sampai suatu sore, saya dikejutkan telponnya Mien, sang baby sitter.''Bu dokter, Alif demam dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency". Setengah terbang, saya ngebut ke UGD. But it was too late. Allah sudah punya rencana lain. Alif, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh-Nya. Rani, ketika diberi tahu soal Alif, sedang meresmikan kantor barunya. Ia shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandi kan putranya. Setelah pekan lalu Alif mulai menuntut, Rani memang menyimpan komitmen untuk suatu saat memandikan anaknya sendiri. Dan siang itu, janji Rani terwujud, meski setelah tubuh si kecil terbaring kaku. ''Ini Bunda Lif, Bunda mandi kan Alif'', ucapnya lirih, ditengah jamaah yang sunyi. Satu persatu rekan Rani menyingkir dari sampingnya, berusaha menyembunyikan tangis.

Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, kami masih berdiri mematung di sisi pusara. Berkali-kali Rani, sahabatku yang tegar itu, berkata, ''Ini sudah takdir, ya kan . Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya, ya dia pergi juga kan ?''

Saya diam saja. Rasanya Rani memang tak perlu hiburan dari orang lain. Suaminya mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pias, tatapannya kosong.''Ini konsekuensi sebuah pilihan,'' lanjut Rani, tetap mencoba tegar dan kuat. Hening sejenak. Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja.

Tiba-tiba Rani berlutut. ''Aku ibunyaaa!'' serunya histeris, lantas tergugu hebat. Rasanya baru kali ini saya menyaksikan Rani menangis, lebih-lebih tangisan yang meledak. ''Bangunlah Lif, Bunda mau mandikan Alif. Beri kesempatan Bunda sekali saja Lif. Sekali saja, Aliiif..'' Rani merintih mengiba-iba. Detik berikutnya, ia menubruk pusara dan tertelungkup diatasnya. Air matanya membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Alif.

Senja pun makin tua.-- Nasi sudah menjadi bubur, sesal tidak lagi menolong.-- Hal yang nampaknya sepele sering kali menimbulkan sesal dan kehilangan yang amat sangat.--

Sering kali orang sibuk 'di luaran', asik dengan dunianya dan ambisinya sendiri tidak mengabaikan orang-orang di dekatnya yang disayanginya.

Akan masih ada waktu "nanti" buat mereka jadi abaikan saja dulu.-- Sering kali orang takabur dan merasa yakin bahwa pengertian dan kasih sayang yang diterimanya tidak akan hilang.

Merasa mereka akan mengerti karena mereka menyayanginya dan tetap akan ada.-- Pelajaran yang sangat berharga.

Rabu, 26 Agustus 2009

Tiga Perkara Yang Harus Dijauhi Untuk Hidup Bahagia

Rasulullah saw bersabda untuk hidup bahagia dunia dan akhirat harus menjauhi tiga perkara yaitu : 1. Sifat sombong, 2. Fanatisme yang berlebihan pada golongan dan 3. Memiliki hutang yang belum dibayar.

مَنْ مَاتَ وَهُوَ بَرِيْءٌ مِنْ ثَلاَثٍ : أَلْكِبْرُ وَالْغُلُوْلُ وَالدَّيْنُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Barangsiapa yang mati dan ia terbebas dari tiga hal, yakni sombong, fanatisme dan utang maka ia akan masuk surga (HR. Tirmidzi)

1. Sifat Sombong: Sifat yang dimiliki manusia dengan menganggap dirinya lebih baik dan meremehkan orang lain, karenanya orang yang takabbur itu seringkali menolak kebenaran, apalagi bila kebenaran itu datang dari orang yang kedudukannya lebih rendah dari dirinya.

Rasulullah Saw bersabda:
اَلْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ Takabbur itu adalah menolak kebenaran dan dan menghina orang lain (HR.Muslim).

Ciri-ciri sifat sombong ini antara lain :
Pertama, Tidak suka menerima saran dan kritik orang lain, karena merasa sempurna, merasa lebih hebat, tidak punya kekurangan. Apalagi bila kesombongan itu tumbuh karena usianya yang sudah tua dengan segudang pengalaman, ia akan menyombongkan diri kepada orang yang muda, atau sombong karena ilmunya banyak dengan gelar kesarjanaan.

Kedua, Tidak senang terhadap kemajuan yang dicapai orang lain, karena merasa tersaingi oleh orang lain, karenanya orang seperti ini biasanya punya sifat iri hati (hasad) terhadap keberhasilan, kemajuan dan kesenangan yang dicapai orang lain. Punya sifat SMS kata AA Gym, Susah Melihat orang Senang, Senang Melihat orang Susah.

Ketiga, Menolak kebenaran meskipun ia meyakininya sebagai sesuatu yang benar. Ada perasaan gengsi mengakui keunggulan orang lain.

Allah SWT membenci orang yang punya sifat sombong(QS 16:23), karena sombong adalah sifat Iblis Laknatullah yang menyebabkannya terusir dari syurga. Orang yang mempunyai sifat sombong tidak akan masuk syurga.

Rasulullah Saw bersabda:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبرٍْ

Tidak masuk syurga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari sifat kesombongan (HR. Muslim).

2. Fanatisme yang berlebihan (Ta'asshub)
kepada perorangan atau kelompok tertentu. Seseorang yang memiliki fanatisme yang berlebihan terhadap golongan tertentu biasanya segala pertimbangan dan penilaian terhadap sesuatu berdasarkan golongannya, bukan berdasarkan nilai-nilai kebenaran. Yang benar hanya dirinya, golongannya dan keyakinannya saja. Diluar golongannya dianggap salah dan sesat.
Hal ini tidak bisa dibenarkan, inilah yang disebut dengan Ashabiyah yang sangat dilarang di dalam Islam, apalagi bila seseorang sampai mengajak orang lain untuk bersikap demikian, lebih-lebih bila seseorang siap mati untuk semua itu.

Rasulullah Saw tidak mau mengakui orang yang demikian itu sebagai umatnya, hal ini terdapat dalam hadits Nabi Saw:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ دَعَا اِلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ قَاتَلَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ مَاتَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ
Bukan golongan kami orang yang menyeru kepada ashabiyah, bukan golongan kami orang yang berperang atas ashabiyah dan bukan golongan kami orang yang mati atas ashabiyah (HR. Abu Daud)

3. Memiliki Utang yang belum dibayar. Memiliki hutang adalah hal yang lumrah, karena dalam hubungan muamalah tidak semua transaksi yang kita lakukan dalam bentuk tunai atau jual beli. Terkadang karena kondisi tertentu menyebabkan kita memiliki hutang. Namun kita harus berhati-hati terhadap masalah ini. banyak yang kehilangan harga diri karena perkara hutang. Milikilah sifat yang selalu menerima pemberian dari Allah Swt (Qona'ah), jangan sampai kita memiliki hutang karena selalu tidak puas terhadap rizki yang kita dapatkan.

Rasulullah Saw bersabda:
ِايَّاكُمْ وَالدَّيْنِ فَاِنَّهُ هَمٌّ بِاللَّيْلِ وَمَذَلَّةٌ بِالنَّهَاِر
Berhati-hatilah dalam berutang, sesungguhnya berutang itu suatu kesedihan pada malam hari dan kerendahan diri (kehinaan) pada siang hari (HR.Baihaki)

Bagi seorang muslim, utang merupakan sesuatu yang harus segera dibayar, ia tidak boleh menyepelekannya meskipun nilainya kecil. Bila seorang muslim memiliki perhatian yang besar dalam urusan membayar utang, maka ia bisa menjadi manusia yang terbaik.
Rasulullah Saw bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ خَيْرُهُمْ قَضَاءً
Sebaik-baik orang adalah yang paling baik dalam membayar utang (HR. Ibnu Majah).

Wallahu A'lam Bisshawab.

"Disarikan ulang dari Pengajian Pesantren Online Ustadz Agus Handoko"
[ www.PesantrenVirtual.com ]