Senin, 19 Oktober 2009

Alhamdulillah....Tuhan Engkau Berikan Aku Hidup Satu Kali lagi...


Jumat pagi itu aku berangkat kerja sambil mendengarkan sebuah lagu dari Radio GenFM, station radionya anak muda yang saat ini lagi beken di Jakarta karena selalu memutar lagu-lagu baru yg lagi ngetrend...
Siapa penyanyinya..aku tak tahu....
Tapi ada satu baris lirik di refrain lagunya enak didengar dan sangat berkesan dihatiku....
Ga nyangka ternyata ada hubungannya dengan kejadian Jumat sorenya tanggal 16 Oktober 2009.
"Tuhan berikan Aku Hidup Satu Kali Lagi..."...
Begitu lliriknya... (Lirik selanjutnya...he..he..ga nyambung...katanya si cerita kasih tak sampai karena cinta terlarang...halahhh)

Apa hubungannya dengan kejadian Jumat sore?
Begini ceritanya...
Jumat sore itu, aku sudah menenteng tas dan kresekan pempek Palembang oleh-oleh untuk anak-anak, bersiap pulang ke rumah... Saat menunggu lift turun tiba-tiba gedung terasa bergoyang...
Gempa yang kedua kalinya terjadi tahun ini setelah yang pertama tanggal 2 September 2009 gempa berkekuatan 7.2 Skala Richter berpusat di Tasikmalaya... Kurasakan kepanikan teman-teman di satu lantai, Lantai 21 Tower Radius Prawiro yang berlantai 25... Orang-orang berhamburan dan berlarian menuju tangga darurat....
Astaghfirullah.... Subhanallah... Ya Allah...Fikiranku kosong...
Insting...aku merapat ke dinding dinding diantara lift.. Sambil bertasbih, tahmid dan istighfar..
Lupa semuanya.. Pasrah...

Tiba2 kudengar teriakan...Sahabatku Lia yg biasa menemaniku pulang kantor memanggilku.. "Mba...Mba Lusi.. ayo cepat turun katanya, sekilas kulihat Lia sdh berada di tangga darurat...
Aku tertegun ragu, goyangan akibat gempa masih terasa mengguncang gedung...
"Ayo Mba cepat..." kata Lia lagi...
Akhirnya akupun bergegas ke tangga darurat bersama temenku Nyimas, April dan beberapa orang lagi yang aku sudah tak tahu siapa.. mengikuti teman-teman lainnya yang sudah lebih dahulu menuruni tangga darurat..
Di lantai 20 aku membuka sepatu... menuruni lantai demi lantai...
Sambil membicarakan tindakan kami yang salah, menuruni tangga darurat yang katanya adalah struktur terlemah di suatu gedung...
Tapi bayangan efek gempa yang meluluhlantakkan kota Padang dan pariamanyang berkekuatan 7.6 Skala richter tanggal 30 September 2009 lebih menakutkan daripada harus berdiam di dalam gedung...
Kita harus segera keluar.. begitu kami akhirnya saling menyemangati...
Lantai 17... 10...5..3.. Dua lantai lagi..
Alhamdulillah... Allah telah memberiku kesempatan hidup satu kali lagi...
Seperti permintaanku mengikuti lagu tadi pagi
"Tuhan berikan Aku Hidup Satu Kali Lagi..."...

Sesampainya di lokasi aman, di tengah lapangan di depan gedung...baru fikiran jernih kembali...
Kuhubungi suamiku yang saat itu berada di Padang panjang, karena mertuaku sakit keras, pra stroke akibat trauma Gempa Padang 30 September 2009.
Kutelpon rumah menanyakan kondisi anak-anak... Sykurlah...ternyata mereka tidak terlalu merasakan efek gempa skali ini....
Akhirnya... akupun terduduk lemas di tengah lapangan di depan kantor.. Tempat dimana para pegawai berkumpul menunggu informasi apakah akan ada gempa susulan...
"Gempa di ujung kulon 6,4 skala richter" sms suamiku.. Tidak sehebat gempa bulan yang lalu yang berpusat di tasikmalaya..
Tapi berkali-kali mengalami gempa ini merupakan pengalaman traumatik..
Sedikit aja kehilangan kesimbangan...tubuh bergoyang.... khawatir terjadi gempa lagi...

Ya Allah...ternyata tidak hanya sekali saja Engkau memberikan aku kesempatan hidup di dunia...
Berkali-kali malah...
Berkali-kali juga aku bersyukur...
Kemudian lupa kembali...
Minta mendapat kesempatan lagi...
Lupa kembali...
Astaghfirullah...

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati ini...Tetapkan hatiku dalam ibadah untukMu”
“ Ya Allah...Tetapkan hatiku... Dalam Cinta kepada Mu”

Semoga mulai hari ini...tidak hanya janji-janji yang mengiringi sisa waktu di dunia...
Mulai hari ini... semoga bisa menjadikan setiap menit waktu termanfaatkan untuk hal-hal yang berguna dan bermanfaat...Amin

Wassalam

Kamis, 08 Oktober 2009

Sisa Waktu Itupun Terkadang Tak Tersisa Lagi...

Hari ini saya menerima email dari Komunitas Pesan Hari Ini (PHI)... satu kisah lagi mirip cerita "Mandikan Aku Bunda" mengenai fenomena yang harus dihadapi oleh kaum urban di kota besar... (Ga tau deh kalau ini juga dialami di kota kecil) ... eksekutif muda yang melulu mengejar karir, mengejar mimpi bisa sukses di usia muda... sehingga banyak yang terpinggirkan, tersisihkan...bahkan tak terperhatikan... Miris... Even sisa waktupun tak tersisa lagi...
Versi Bahasa Inggrisnya juga pernah aku baca...miriplah ceritanya. Semoga jadi pelajaran berharga untuk kita semua.

Gaji Papa Berapa?

Seperti biasa Budiman, Kepala Cabang di salah satu Bank swasta di Jakarta , tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Sari, putri pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya Ia sudah menunggu cukup lama. "Kok, belum tidur ?" sapa Budiman sambil mencium anaknya. Biasanya Sari memang sudah lelap ketika Ia pulang dan baru terjaga ketika Ia akan berangkat ke kantor pagi hari.
Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sari menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?". "Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?". "Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sari singkat.
"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 Hari kerja. Sabtu dan minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?". Sari berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Budiman beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sari berlari mengikutinya. "Kalo satu hari Papa dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp 40.000,- dong" katanya.
"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Budiman tetapi Sari tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, Sari kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- enggak ?". "Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa capek. dan mau mandi dulu. Tidurlah". "Tapi Papa..."
Kesabaran Budiman pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Sari. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Budiman nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sari di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sari didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp 15.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Budiman berkata, "Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sari. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa.Jangankan Rp 5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Budiman. "Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini". "lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Budiman lembut.
"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya Ada Rp15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp 40.000,-maka setengah jam aku harus ganti Rp 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp 5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sari polos.
Budiman pun terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.
Mudah2an Cerita ini bisa menjadi inspirasi buat kita semua……

Rabu, 07 Oktober 2009

Menyikapi Peringatan-Nya

Saya sangat prihatin dan sedih..
Di internet banyak beredar email-email yang menyebutkan ada hubungannya antara bencana gempa yang menimpa di Tasikmalaya, Padang, Jambi dengan beberapa ayat-ayat peringatan yang terdapat dalam Al Qur'an...sebagai berikut :

Gempa di Tasikmalaya pkl. 15.04
Q.S. 15 - 04


وَمَآ أَهۡلَكۡنَا مِن قَرۡيَةٍ إِلَّا وَلَهَا كِتَابٌ۬ مَّعۡلُومٌ۬

Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeripun, melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan

Gempa di Padang pkl. 17.16
Q.S. 17 - 16


وَإِذَآ أَرَدۡنَآ أَن نُّہۡلِكَ قَرۡيَةً أَمَرۡنَا مُتۡرَفِيہَا فَفَسَقُواْ فِيہَا فَحَقَّ عَلَيۡہَا ٱلۡقَوۡلُ فَدَمَّرۡنَـٰهَا تَدۡمِيرً۬ا (١٦)


Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu [supaya menta’ati Allah] tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan [ketentuan Kami], kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya

Gempa Susulan di Padang pkl. 17.58
Q.S. 17 - 58

وَإِن مِّن قَرۡيَةٍ إِلَّا نَحۡنُ مُهۡلِڪُوهَا قَبۡلَ يَوۡمِ ٱلۡقِيَـٰمَةِ أَوۡ مُعَذِّبُوهَا عَذَابً۬ا شَدِيدً۬ا‌ۚ كَانَ ذَٲلِكَ فِى ٱلۡكِتَـٰبِ مَسۡطُورً۬ا (٥٨)


Tak ada suatu negeripun [yang durhaka penduduknya], melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab [penduduknya] dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab [Lauh Mahfuzh].

Gempa di Jambi pkl. 08.52
Q.S. 08 - 52

كَدَأۡبِ ءَالِ فِرۡعَوۡنَ‌ۙ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ‌ۚ كَفَرُواْ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ فَأَخَذَهُمُ ٱللَّهُ بِذُنُوبِهِمۡ‌ۗ إِنَّ ٱللَّهَ قَوِىٌّ۬ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ (٥٢)

[keadaan mereka] serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.

Apakah benar.. penduduk daerah-daerah yang terkena bencana adalah orang-orangb yang berdosa dan durhaka semua? Sehingga dibinasakan oleh Allah?? Bagaimana dengan anak-anak dibawah umur yang menjadi korban, bayi-bayi tidak berdosa yang tak mampu menyelamatkan dirinya karena orangtuanya tidak lagi mampu melindungi dan menyelamatkan mereka...??

Teman saya adalah salah satu korban dari bencana di padang... Saat2 terkahir saya mengenalnya dia sudah menggunakan busana muslimah, pembicaraannya mengenai kebaikan, keindahan dan ketenangan yang dia peroleh saat menunaikan shalat tahajud. Tidakkan dia termasuk salah satu orang yang bertaubat.

Bagaimana menyikapinya?
Ini jawaban yang menurut saya paling pas untuk menyikapi peringatan-Nya..
Tulisan ini di forward oleh teman saya melalui email dan ingin saya share disini :

October 5, 2009 2:02 am admin Artikel, Kata Hikmah

SMS Beredar Tentang Gempa dan Ayat
Terjadinya gempa di Sumatra menimbulkan peristiwa-peristiwa yang
mengiringinya. Di antaranya beredar SMS (pesan singkat lewat telepon
seluler) yang tampaknya beredar luas, karena ada yang sampai bertanya ke
radio da’wah. Dalam pembicaraan di masyarakat pun beredar.
Isi SMS:
Asslmu’lkm.SUBHANALLAH. Gempa 1 di Padang tjd pd pkul 17:16. gempa 2 pukul
17:58 dan gempa 3 pukul 08:52 segera lihat AL QUR’AN, cocokan no surat &
ayat di atas.
Dari +62853290033xx, 04-10-2009, 21.26

Kalau mendapat SMS seperti itu, perlu diingatkan:

Cara melihat Al-Qur’an, memahaminya, mentadaburinya tidak dengan cara
seperti itu. Itu cara dukun ramal yang mencocok-cocokkan saja. Kebetulan
dianggap pas,tetapi malah jadi fitnah baru. Karena membuat metode dukun
diangkat ke Islam. Maka jangan dilakukan ya!
Ummat Islam hendaknya berhati-hati ketika berbicara mengenai agama,
Al-Qur’an, As-Sunnah, Aqidah –Tauhid, Fiqih - hukum-hukum Islam dan hal-hal
yang memerlukan pembahasan secara detail, mendalam. Kecuali kalau hanya
berbicara tentang hal-hal secara umum, misalnya mengajak: Ayo kita membantu
saudara-saudara yang sedang tertimpa musibah, ayo kita shalat berjama’ah,
ayo kita berlaku jujur, adil, tidak menyakiti dan sebagainya yang sifatnya
umum belaka.

Kalau sudah bicara hal-hal yang detail atau mendalam, misalnya tentang
merujuk ayat Al-Qur’an surat apa ayat berapa maksudnya apa dan sebagainya,
kita serahkan kepada ahlinya. Dan ketika kita tidak tahu maka ada suruhan
agar bertanya kepada ahli ilmu.
فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ ﴿٧﴾
“…maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada
mengetahui.” (QS An-Nahl/ 16: 43 dan QS Al-Anbiyaa’/ 21: 7).

Benarlah nasihat yang mengatakan, ber-Islam itu tidak cukup hanya semangat
saja, tetapi harus dengan ilmu (agama). Untuk memiliki ilmu (agama) maka
harus bersungguh-sungguh menuntut ilmu itu kepada ahlinya.
Di saat kesadaran Ummat Islam relative agak meningkat di antaranya karena
diingatkan oleh bencana-bencana, kadang semangat yang lagi meningkat itu
terjebak oleh cara-cara pemahaman yang tidak sesuai dengan Islam. Akibatnya,
SMS yang sebenarnya menyesatkan karena metodenya dalam cara merujuk kepada
Al-Qur’an tidak benar (yakni nomor surat dan ayat dicocokkan dengan jam dan
menit terjadinya gempa) itu justru di mana-mana dipegangi orang.
Semoga hal-hal semacam ini dapat dijelaskan oleh para ahlinya, hingga
tercegah meratanya ajaran yang tidak benar.

(Redaksi nahimunkar.com)
http://www.nahimunkar.com/sms-beredar-tentang-gempa-dan-ayat/

Pendapat Seorang teman di DPbS :
Mengkait2kan sesuatu kejadian dengan surat dan ayat dalam Al-Qur’an tidaklah tepat.
Dengan adanya bencana/musibah, maka Allah hendak menyuruh kita untuk kembali kepada Al-Qur’an secara utuh (mempelajari, mengamalkan dan mengajarkan keseluruhan dari surat dan ayat dalam Al-Qur’an tanpa kecuali).

Karena, bila bencana/musibah ditimpakan kepada suatu kaum, maka seluruhnya akan terkena bencana itu, baik dia itu orang sholeh, orang munafik, maupun orang yang sudah jelas kekafirannya. Baik dia itu pelaku kemunkaran yang menyebabkan turunnya adzab Allah, maupun dia itu penyeru kebaikan yang mengajak orang lain menuju jalan kebenaran, semuanya terkena bencana tanpa kecuali.

Skenario Allah SWT adalah skenario yang paling sempurna bagi makhluk ciptaanNya.
Bisa jadi, pelaku kemungkaran yang selamat dari bencana, itu merupakan teguran untuk bertaubat.
Bisa jadi, orang sholeh yang terkena bencana, itu merupakan rasa sayang Allah kepadanya untuk segera menjamunya di SyurgaNya.
Wallahu a’lam.

Yang jelas, kita sebagai muslim wajib meyakini, bahwa:
Rasa Kasih dan Sayang Allah itu adalah lebih besar dari adzabNya,
Ampunan Allah adalah lebih luas dari siksaNya,
Nikmat yang dicurahkanNya lebih banyak dari musibah yang diturunkanNya,

Semoga kita semua termasuk orang2 yang dimudahkan Allah SWT untuk mengambil hikmah atas setiap kejadian.
Dan dengan setiap kejadian itu, bertambahlah teballah keimanan kita semua. Aamiin.

Beberapa firman Allah berikut ini, kiranya cukup bagi kita untuk mengambil hikmah dari bencana:

84:1-6
Apabila langit terbelah, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuh, dan apabila bumi diratakan, dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya bumi itu patuh, (pada waktu itu manusia akan mengetahui akibat perbuatannya). Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.

64:11
Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

42:30
Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).

5:49
....Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.

30:36
Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.

49:6
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

4:62
Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: "Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna".

Note: kebanyakan nomor surat tersebut tidak terkait dengan jam kan ?