Senin, 31 Agustus 2009

Izinkan aku menjadi hamba yang senantiasa bersyukur...


Siapa yang tak mau hidup berkecukupan, punya pekerjaan yang prosepektif dengan gaji yang kompetitif, rumah yang asri, kendaraan yang bagus, suami/istri keren, anak-anak yang sehat dan lucu, keluarga yang selalu menjalankan perintah agama, keluarga sakinah mawaddah dan wa rahmah. Pokoke semuanya berjalan mulus, aman, damai, tentram dan tercukupi lahir dan batin... Woww... ga nolak deh..

Tapi namanya hidup, biasanyanya gak mulus-mulus aja..
Adaa aja yang namanya masalah...
Anak sakitlah, orang tua sakit, saudara tertimpa musibah, teman sekerja yang gak kooperatif, lingkungan yang gak nyaman, bencana alam, teroris etc...etc..

Hhhhh...begitulah hidup, masalah membuat hidup lebih hidup..
Ibarat nasi tanpa lauk, lauk tanpa garam... hambar n gak enak...
Adanya masalah bikin kita tahu rasa nikmat hidup tanpa masalah..
Adanya masalah bikin kita berjuang untuk survive...
Adanya masalah bikin kita lebih kreatif...

Rumput tetangga sepertinya memang selalu lebih hijau dari rumput di halaman sendiri (sebenarnya gue ga pernah nanam rumput...habis lahannya terbatas si...:p)
Sepertinya kehidupan orang lain lebih menarik...
Sepertinya kehidupan orang lain lebih nyaman...
Sepertinya kehidupan orang lain lebih bahagia...

Ahh...ga juga tuuh..
Kehidupanku selalu menarik untuk direnungi..
Aku orang yang bahagia...diantara semua masalahku
Aku orang yang bahagia...diantara semua kebingunganku
Aku orang yang bahagia...diantara semua bahagiku
Katakan mantera ini pada diri sendiri..
Datanglah semua energi positif...

Yaa Rabb... izinkan aku menjadi hamba yang senantiasa bersyukur..
Amin...Amin...Amin...

Jakarta, 1 September 2009

Buku Menu Baru di Souplus Kalibata





Buku Menu Baru di Souplus Kalibata





Minggu, 30 Agustus 2009

Paket Ramadhan 2009 di Souplus Cafe kalibata


Info Souplus dan Menu Komplit bisa dilihat di link berikut : http://uchiemasdar.blogspot.com/search/label/Makan%20Enak

Paket Komplit Souplus Cafe Kalibata


Info Souplus dan Menu Komplit bisa dilihat di link berikut : http://uchiemasdar.blogspot.com/search/label/Makan%20Enak

Mandikan Aku Bunda


Tiba-tiba ada yang memforward kisah yang bertahun-tahun lalu telah menginspirasi diriku untuk mencoba menjadi SuperMom... Konsekuensi menjadi wanita karir, mengharuskanku bisa menjadi WonderWomen. Harus mampu menyelaraskan semua kepentingan rumah tangga, anak-anak, suami, keluarga, lingkungan sekitar tempat tinggal, karir, peningkatan kompetensi dan waktu untuk diriku sendiri. Semua prioritas, semua penting.... Hmmm....Andai aku WonderWomen... Ahh..paling tidak aku senantiasa mencoba... Capek??? capek banget...dan hasilnya juga tidak sesempurna yang diharapkan...dan banyak trade offnya... Tetapi aku akan terus berusaha semampuku..

Kisah Mandikan Aku Bunda ini sangat menyentuh, Semoga bisa menginspirasi Bunda-Bunda yang lain yang saat ini juga berkarir seperti tokoh Rani dalam kisah ini. Terima kasih buat teman yang sudah menforward. Entah kisah ini benar atau tidak...namun...semoga bisa menjadi pelajaran buat kita semua...

Rani, sebut saja begitu namanya. Kawan kuliah ini berotak cemerlang dan memiliki idealisme tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik, di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not the best'', katanya selalu, mengutip seorang mantan presiden Amerika.

Ketika Universitas mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht, Belanda, Rani termasuk salah satunya. Saya lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran. Berikutnya, Rani mendapat pendamping yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi.

Alifya, buah cinta mereka, lahir ketika Rani diangkat sebagai staf diplomat, bertepatan dengan tuntasnya suaminya meraih PhD. Lengkaplah kebahagiaan mereka.

Konon, nama putera mereka itu diambil dari huruf pertama hijaiyah ''alif'' dan huruf terakhir ''ya'', Jadilah nama yang enak didengar: Alifya. Saya tak sempat mengira, apa mereka bermaksud menjadikannya sebagai anak yang pertama dan terakhir.

Ketika Alif, panggilan puteranya itu, berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila. Bak garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota kekota lain, dan dari satu negara ke negara lain. Setulusnya saya pernah bertanya, ''Tidakkah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal? '' Dengan sigap Rani menjawab, ''Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya. Everything is OK!'' Ucapannya itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter mahal. Rani tinggal mengontrol jadwal Alif lewat telepon.

Alif tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas dan gampang mengerti. Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu,tentang kehebatan ibu-bapaknya. Tentang gelar dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan
uang yang banyak.''Contohlah ayah-bunda Alif, kalau Alif besar nanti.'' Begitu selalu nenek Alif, ibunya Rani, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.

Ketika Alif berusia 3 tahun, Rani bercerita kalau dia minta adik. Terkejutdengan permintaan tak terduga itu, Rani dan suaminya kembali menagihp engertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Lagi-lagi bocah kecil ini ''memahami'' orang tuanya.Buktinya, kata Rani, ia tak lagi merengek minta adik. Alif, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek. Bahkan, tutur Rani, Alif selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Rani menyapanya ''malaikat kecilku''. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya supersibuk, Alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam, saya iri pada keluarga ini.

Suatu hari, menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak dimandikan baby sitter. ''Alif ingin Bunda mandikan'', ujarnya penuh harap. Karuan saja Rani, yang detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, gusar. Ia menampik permintaan Alif sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Alif agar mau mandi dengan Tante Mien, baby sitter-nya. Lagi-lagi, Alif dengan pengertian menurut, meski wajahnya cemberut. Peristiwa ini berulang sampai hampir sepekan. ''Bunda, mandikan aku!'' kian lama suara Alif penuh tekanan. Toh, Rani dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Alif sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Alif bisa ditinggal juga.

Sampai suatu sore, saya dikejutkan telponnya Mien, sang baby sitter.''Bu dokter, Alif demam dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency". Setengah terbang, saya ngebut ke UGD. But it was too late. Allah sudah punya rencana lain. Alif, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh-Nya. Rani, ketika diberi tahu soal Alif, sedang meresmikan kantor barunya. Ia shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandi kan putranya. Setelah pekan lalu Alif mulai menuntut, Rani memang menyimpan komitmen untuk suatu saat memandikan anaknya sendiri. Dan siang itu, janji Rani terwujud, meski setelah tubuh si kecil terbaring kaku. ''Ini Bunda Lif, Bunda mandi kan Alif'', ucapnya lirih, ditengah jamaah yang sunyi. Satu persatu rekan Rani menyingkir dari sampingnya, berusaha menyembunyikan tangis.

Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, kami masih berdiri mematung di sisi pusara. Berkali-kali Rani, sahabatku yang tegar itu, berkata, ''Ini sudah takdir, ya kan . Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya, ya dia pergi juga kan ?''

Saya diam saja. Rasanya Rani memang tak perlu hiburan dari orang lain. Suaminya mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pias, tatapannya kosong.''Ini konsekuensi sebuah pilihan,'' lanjut Rani, tetap mencoba tegar dan kuat. Hening sejenak. Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja.

Tiba-tiba Rani berlutut. ''Aku ibunyaaa!'' serunya histeris, lantas tergugu hebat. Rasanya baru kali ini saya menyaksikan Rani menangis, lebih-lebih tangisan yang meledak. ''Bangunlah Lif, Bunda mau mandikan Alif. Beri kesempatan Bunda sekali saja Lif. Sekali saja, Aliiif..'' Rani merintih mengiba-iba. Detik berikutnya, ia menubruk pusara dan tertelungkup diatasnya. Air matanya membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Alif.

Senja pun makin tua.-- Nasi sudah menjadi bubur, sesal tidak lagi menolong.-- Hal yang nampaknya sepele sering kali menimbulkan sesal dan kehilangan yang amat sangat.--

Sering kali orang sibuk 'di luaran', asik dengan dunianya dan ambisinya sendiri tidak mengabaikan orang-orang di dekatnya yang disayanginya.

Akan masih ada waktu "nanti" buat mereka jadi abaikan saja dulu.-- Sering kali orang takabur dan merasa yakin bahwa pengertian dan kasih sayang yang diterimanya tidak akan hilang.

Merasa mereka akan mengerti karena mereka menyayanginya dan tetap akan ada.-- Pelajaran yang sangat berharga.

Rabu, 26 Agustus 2009

Tiga Perkara Yang Harus Dijauhi Untuk Hidup Bahagia

Rasulullah saw bersabda untuk hidup bahagia dunia dan akhirat harus menjauhi tiga perkara yaitu : 1. Sifat sombong, 2. Fanatisme yang berlebihan pada golongan dan 3. Memiliki hutang yang belum dibayar.

مَنْ مَاتَ وَهُوَ بَرِيْءٌ مِنْ ثَلاَثٍ : أَلْكِبْرُ وَالْغُلُوْلُ وَالدَّيْنُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Barangsiapa yang mati dan ia terbebas dari tiga hal, yakni sombong, fanatisme dan utang maka ia akan masuk surga (HR. Tirmidzi)

1. Sifat Sombong: Sifat yang dimiliki manusia dengan menganggap dirinya lebih baik dan meremehkan orang lain, karenanya orang yang takabbur itu seringkali menolak kebenaran, apalagi bila kebenaran itu datang dari orang yang kedudukannya lebih rendah dari dirinya.

Rasulullah Saw bersabda:
اَلْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ Takabbur itu adalah menolak kebenaran dan dan menghina orang lain (HR.Muslim).

Ciri-ciri sifat sombong ini antara lain :
Pertama, Tidak suka menerima saran dan kritik orang lain, karena merasa sempurna, merasa lebih hebat, tidak punya kekurangan. Apalagi bila kesombongan itu tumbuh karena usianya yang sudah tua dengan segudang pengalaman, ia akan menyombongkan diri kepada orang yang muda, atau sombong karena ilmunya banyak dengan gelar kesarjanaan.

Kedua, Tidak senang terhadap kemajuan yang dicapai orang lain, karena merasa tersaingi oleh orang lain, karenanya orang seperti ini biasanya punya sifat iri hati (hasad) terhadap keberhasilan, kemajuan dan kesenangan yang dicapai orang lain. Punya sifat SMS kata AA Gym, Susah Melihat orang Senang, Senang Melihat orang Susah.

Ketiga, Menolak kebenaran meskipun ia meyakininya sebagai sesuatu yang benar. Ada perasaan gengsi mengakui keunggulan orang lain.

Allah SWT membenci orang yang punya sifat sombong(QS 16:23), karena sombong adalah sifat Iblis Laknatullah yang menyebabkannya terusir dari syurga. Orang yang mempunyai sifat sombong tidak akan masuk syurga.

Rasulullah Saw bersabda:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبرٍْ

Tidak masuk syurga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari sifat kesombongan (HR. Muslim).

2. Fanatisme yang berlebihan (Ta'asshub)
kepada perorangan atau kelompok tertentu. Seseorang yang memiliki fanatisme yang berlebihan terhadap golongan tertentu biasanya segala pertimbangan dan penilaian terhadap sesuatu berdasarkan golongannya, bukan berdasarkan nilai-nilai kebenaran. Yang benar hanya dirinya, golongannya dan keyakinannya saja. Diluar golongannya dianggap salah dan sesat.
Hal ini tidak bisa dibenarkan, inilah yang disebut dengan Ashabiyah yang sangat dilarang di dalam Islam, apalagi bila seseorang sampai mengajak orang lain untuk bersikap demikian, lebih-lebih bila seseorang siap mati untuk semua itu.

Rasulullah Saw tidak mau mengakui orang yang demikian itu sebagai umatnya, hal ini terdapat dalam hadits Nabi Saw:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ دَعَا اِلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ قَاتَلَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ مَاتَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ
Bukan golongan kami orang yang menyeru kepada ashabiyah, bukan golongan kami orang yang berperang atas ashabiyah dan bukan golongan kami orang yang mati atas ashabiyah (HR. Abu Daud)

3. Memiliki Utang yang belum dibayar. Memiliki hutang adalah hal yang lumrah, karena dalam hubungan muamalah tidak semua transaksi yang kita lakukan dalam bentuk tunai atau jual beli. Terkadang karena kondisi tertentu menyebabkan kita memiliki hutang. Namun kita harus berhati-hati terhadap masalah ini. banyak yang kehilangan harga diri karena perkara hutang. Milikilah sifat yang selalu menerima pemberian dari Allah Swt (Qona'ah), jangan sampai kita memiliki hutang karena selalu tidak puas terhadap rizki yang kita dapatkan.

Rasulullah Saw bersabda:
ِايَّاكُمْ وَالدَّيْنِ فَاِنَّهُ هَمٌّ بِاللَّيْلِ وَمَذَلَّةٌ بِالنَّهَاِر
Berhati-hatilah dalam berutang, sesungguhnya berutang itu suatu kesedihan pada malam hari dan kerendahan diri (kehinaan) pada siang hari (HR.Baihaki)

Bagi seorang muslim, utang merupakan sesuatu yang harus segera dibayar, ia tidak boleh menyepelekannya meskipun nilainya kecil. Bila seorang muslim memiliki perhatian yang besar dalam urusan membayar utang, maka ia bisa menjadi manusia yang terbaik.
Rasulullah Saw bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ خَيْرُهُمْ قَضَاءً
Sebaik-baik orang adalah yang paling baik dalam membayar utang (HR. Ibnu Majah).

Wallahu A'lam Bisshawab.

"Disarikan ulang dari Pengajian Pesantren Online Ustadz Agus Handoko"
[ www.PesantrenVirtual.com ]

Souplus Cafe



Kamis, 20 Agustus 2009

Selasa, 18 Agustus 2009

Saat Dia Mengambil Titipan-Nya Kembali...

Saat Dia mengambil titipan-Nya kembali...

Aku hanya bisa terhenyak di dudukku...

Sejenak ku tak tahu apa yang harus kuperbuat..

Duniaku terasa kelabu..

Fikirku buntu..

Asaku menjadi membiru...



Kemudian...

Kutersadar dalam munajahku..

Saat Dia berkehendak..

Saat Dia mengambil titipan-Nya kembali..

Ku harus mengikhlaskan semua

Karena semua milik-Nya bukan punyaku..

Kamis, 13 Agustus 2009

Bank Syariah di Indomaret


Ide ini muncul saat saya berkunjung ke kota Metro di propinsi Lampung. Siapa nyana..ternyata di kota kecil tersebut ternyata jaringan Indomaret dan Alfamart bertebaran dimana-mana. Sebagaimana transaksi di minimarket tersebut di Indomaret/Alfamart tersebut masyarakat sekitar sudah akrab dengan alat pembayaran seperti Debit Card BCA, BNI dan Mandiri. Bahkan teknologi pembayaran dengan menggunakan Kartu Flazz dari BCA atau Kartu eToll yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri sudah bukan barang langka bagi masyarakat, tidak hanya di kota besar seperti Jakarta, tetapi juga masyarakat di ke kota kecil seperti Metro Lampung.

Kenapa kartu Flazz keluaran BCA begitu cepat dikenal oleh masyarakat?? Padahal rasanya belum genap setahun BCA meluncurkan produk barunya tersebut. Karena kemanfaatan kartu Flazz benar-benar dirasakan oleh masyarakat, mudah dimengerti dan tentu saja sangat mudah digunakan terutama sebagai ganti alat pembayaran untuk membeli kebutuhan pokok dan kebutuhan pribadi sehari-hari. Memperoleh kartu Flazz dan mempergunakannya tidak perlu susah-susah... Masyarakat sudah paham dengan pembelian kartu perdana handphone, masyarakat juga sudah akrab dengan transaksi atau kegiatan pengisian pulsa handphone, Kita hanya perlu membeli kartu perdananya saja yang langsung terisi sejumlah dana yang diinginkan. Sosialisasi dan promosi yang dilakukan tim marketing BCA juga sangat gencar di media-media promosi dalam kemasan berbagai ide kreatif iklan/ promosi yang menarik dan mudah dimengerti masyarakat.

Dan dapat kita lihat bersama... dalam jangka waktu yang relatif singkat masyarakat banyak sudah 'aware' terhadap produk kartu Flazz. , selanjutnya bisa langsung dipergunakan, gak usah jauh-jauh ke Mall, supermarket seperti Carrefour atau Giant yang biasanya ada di pusat kota, Kartu Flazz bisa langsung dipakai di seluruh Indomaret, Alfamart yang jaringannya sudah tersebar sampai ke pelosok kota. Apalagi seperti kota besar seperti di Jakarta ini, dimana saja....Indomaret atau Alfamart ada di setiap sudut jalanan. Kalau dananya habis...tinggal diisi ulang deh..gampang kan :) (kenapa saya jadi promosi kartu Flazz ya??)

Ini...inilah menurut hemat saya kunci keberhasilan marketing kartu Flazz yang harus dapat dijadikan 'Lessons Learnt' pelajaran yg berharga bagi para praktisi perbankan syariah untuk mengembangkan produk-produk perbankan syariah yang lebih dekat dengan masyarakat disamping juga memiliki kemanfaatan yang benar-benar dapat dirasakan, mudah dan tidak ribet, tidak merepotkan.
Mengapa para praktisi perbankan syariah tidak mencoba sukses story marketing kartu Flazz ini??. Kenapa bank-bank syariah tidak mencoba bekerjasama dengan jaringan supermarket atau minimarket seperti Indomaret dan Alfamart?? Bikin perjanjian atau MOU dulu dengan pemegang Lisensi utamanya untuk dapat memasang logo iB dan ATM/Debit/Credit Card Syariah di pintu-pintu masuk Indomaret dan Alfamart seperti logo Debit BCA/BNI atau mandiri.

Langkah selanjutnya perlu melakukan sosialisasi ke pemilik/pemegang franchise Indomaret/Alfamart termasuk sosialisasi kepada para kasir dan karyawan Indomaret/Alfamart... Saya fikir mereka adalah agent-agent yang potensial untuk memasyarakatkan perbankan syariah. Sosialisasi ini menurut hemat saya, memegang peranan yang sangat penting, karena tentu saja melibatkan budget sosialisasi yang sangat besar.

Sebenarnya kartu kredit bank syariah seperti Hasanah Card, ATM/Debit BNI syariah sudah bisa digunakan di Indomaret/Alfamart, karena di jaringan minimarket tersebut sudah tersedia mesin swiping card BNI.. Saya pernah mencobanya, saya bertanya dulu ke kasir, Debit BNI bisa dipakai disini?? (Nanyanya bukan kartu BNI syariahnya... :P .. Takut kasirnya ga ngerti :( ) ...dan berhasil !!!!. Hanya saja ternyata lebih banyak masyarakat yang tidak tahu bahwa kartu ATM / Kredit Card syariah bisa juga digunakan di semua jaringan Indomaret/Alfamart.

Untuk pengembangan teknologinya, karena masalah klasik di bank syariah...keterbatasan dana, tahap awal bank syariah bisa nebeng kerjasama dulu dgn bank yg sudah eksis sepert BCA atau BNI tersebut. Alat swiping card yang sudah ada bisa dipakai bersama-sama seperti ATM Bersama atau ATM Prima. Tinggal skema kerjasamanya saja yg perlu didiskusikan agar menguntungkan semua pihak yang melakukan kerjasama.

Wah.. Seru juga barangkali ya kalau suatu saat di depan Indomaret atau Alfamart disambut logo iB dan tulisan "Disini Menerima Kartu Debit/Kredit Card Bank Syariah" ....


www.uchiemasdar.blogspot.com

Senin, 10 Agustus 2009

Bukan Sinterklas....

Siapa yg ga kenal dengan Sinterklas?? Itu lho dongeng kakek baik hati berjenggot putih yang suka bagi-bagi hadiah di malam Natal... Kehadirannya ditunggu-tunggu oleh sebagian anak kecil yang percaya.

Apa hubungannya "Bank syariah...?
Jauuhh..he..he.. (Mohon maaf...nyari tokohnya ga syariah....)
Tapi kalo dipaksain...bisa-bisa aja... :P

Bank Syariah seringkali diharapkan menjadi Sinterklas untuk semua pihak, baik nasabah penabung atau nasabah peminjam... Ya kaya Sinterklas gituh... Semua harus senang..
Kalau mau nabung atau nitip uang... Jumlahnya gak boleh berkurang, gak ada biaya administrasi, bisa diambil kapan saja, dapet bonus atau bagi hasil yang besar.
Di sisi lain... Keinginan nasabah peminjam, syaratnya musti gampang, gak perlu jaminan, biayanya semurah mungkin, biaya-biaya administrasi kalau bisa dibayarin bank syariah, jangka waktu fleksible, cicilan lebih murah..dan.. yang terpenting..kalau rugi..bank syariah musti ngertiin kalau situasi ekonomi yang lagi ga bagus, bukan karena kesalahan pengelolaan dana.

Hhmm...susah memang menjadi yang di tengah.. Harus bisa mengakomodir kepentingan dan kebutuhan semua pihak. Sebagai lembaga intermediary bank syariah dituntut untuk beroperasi secara profesional, menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good governance), cermat dalam mengambil peluang investasi/bisnis yang menghasilkan return yang tinggi tentu saja sudah mempertimbangkan resiko yang akan dihadapi. Pokoke..bank syariah musti PERFECT...sempurna..

Masih ada lagi... Bank Syariah dituntut punya indikator sendiri dalam hitung-hitungan nisbah atau bagi hasilnya... Kalau masih melirik-lirik BI Rate, SBI Rate atau tingkat bunga antar bank... dimana syariahnya?? Kritik sebagian besar akademisi dan praktisi...
Yang idealis berteori..harus system ekonomi dan moneternya dulu yang sesuai syariah...harusnya sistem mata uang dinar yang diterapkan, harusnya ada bank sentral syariah..bla..bla..
terhadap perkembangan bank syariah
Yang skeptis beranggapan bank syariah saat ini belum syariah...ga akan mampu bersaing dengan bank konvensional.. Semut kok brani-braninya lawan gajah.. Ga apple to apple.. Ga lawan lah...:P

Yang lebih bijak berkata...semua ini kan berproses..tidak semudah membalik telapak tangan. Butuh perjuangan panjang...Butuh dukungan serius dari pemerintah...dan tentu saja untuk menyediakan anggaran yang besar untuk sosialisasi ke seluruh lapisan masyarakat.. Agar masyarakat mendapat pembelajaran yang lebih lengkap bagaimana bertransaksi dengan bank syariah...
Agar masyarakat tahu kemanfaatan bank syariah...Agar masyarakat atau nasabah yang ingin bertransaksi dengan bank syariah juga bertanggungjawab.. Ga bisa semaunya saja..
Bank syariah bukan lembaga sosial yang memberikan pelayanan cuma-cuma..
Karena Bank Syariah bukan Sinterklas... :)

Bandar Lampung 10 Agustus 2009

www.uchiemasdar.blogspot.com

Saat Aku Rindu...

Saat Aku rindu...
Kuteringat kembali...
Saat kita menyusuri tepian pantai...
Ombak kecil berkejaran membasahi pasir putih..
Semilir angin berhembus lembut..
Burung camar berkejaran dengan layar perahu nelayan..

Asaku melayang mengenang indahnya pagi itu...
Saat kau genggam jemariku lembut..
Saat ku bersandar di bahumu...
Ku tahu... kau akan selalu melindungiku..
Ku tahu... ku bisa mengandalkanmu...

Miss you Bang...
Bandar Lampung, 10 Agustus 2009

Minggu, 09 Agustus 2009

Ketika Jauh dari Orang-orang Terkasih

Ketika Jauh dari Orang-orang Terkasih
Serasa waktu berputar lebih lama..
Bergerak teramat perlahan..
Hatiku jadi nelangsa..
Hatiku gundah gulana..

Ketika Jauh dari Orang-orang Terkasih
Ku tak bisa berbuat apa-apa..
Sepenuh Asa..berharap pagi segera tiba...
Hanya doa yang bisa kutitipkan
Ya Allah...Jagalah mereka untukku..
Amin..

Miss Pappy, Jihan, Ravi n Nadhira

Lampung 9 Agustus 2009