Senin, 10 Agustus 2009

Bukan Sinterklas....

Siapa yg ga kenal dengan Sinterklas?? Itu lho dongeng kakek baik hati berjenggot putih yang suka bagi-bagi hadiah di malam Natal... Kehadirannya ditunggu-tunggu oleh sebagian anak kecil yang percaya.

Apa hubungannya "Bank syariah...?
Jauuhh..he..he.. (Mohon maaf...nyari tokohnya ga syariah....)
Tapi kalo dipaksain...bisa-bisa aja... :P

Bank Syariah seringkali diharapkan menjadi Sinterklas untuk semua pihak, baik nasabah penabung atau nasabah peminjam... Ya kaya Sinterklas gituh... Semua harus senang..
Kalau mau nabung atau nitip uang... Jumlahnya gak boleh berkurang, gak ada biaya administrasi, bisa diambil kapan saja, dapet bonus atau bagi hasil yang besar.
Di sisi lain... Keinginan nasabah peminjam, syaratnya musti gampang, gak perlu jaminan, biayanya semurah mungkin, biaya-biaya administrasi kalau bisa dibayarin bank syariah, jangka waktu fleksible, cicilan lebih murah..dan.. yang terpenting..kalau rugi..bank syariah musti ngertiin kalau situasi ekonomi yang lagi ga bagus, bukan karena kesalahan pengelolaan dana.

Hhmm...susah memang menjadi yang di tengah.. Harus bisa mengakomodir kepentingan dan kebutuhan semua pihak. Sebagai lembaga intermediary bank syariah dituntut untuk beroperasi secara profesional, menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good governance), cermat dalam mengambil peluang investasi/bisnis yang menghasilkan return yang tinggi tentu saja sudah mempertimbangkan resiko yang akan dihadapi. Pokoke..bank syariah musti PERFECT...sempurna..

Masih ada lagi... Bank Syariah dituntut punya indikator sendiri dalam hitung-hitungan nisbah atau bagi hasilnya... Kalau masih melirik-lirik BI Rate, SBI Rate atau tingkat bunga antar bank... dimana syariahnya?? Kritik sebagian besar akademisi dan praktisi...
Yang idealis berteori..harus system ekonomi dan moneternya dulu yang sesuai syariah...harusnya sistem mata uang dinar yang diterapkan, harusnya ada bank sentral syariah..bla..bla..
terhadap perkembangan bank syariah
Yang skeptis beranggapan bank syariah saat ini belum syariah...ga akan mampu bersaing dengan bank konvensional.. Semut kok brani-braninya lawan gajah.. Ga apple to apple.. Ga lawan lah...:P

Yang lebih bijak berkata...semua ini kan berproses..tidak semudah membalik telapak tangan. Butuh perjuangan panjang...Butuh dukungan serius dari pemerintah...dan tentu saja untuk menyediakan anggaran yang besar untuk sosialisasi ke seluruh lapisan masyarakat.. Agar masyarakat mendapat pembelajaran yang lebih lengkap bagaimana bertransaksi dengan bank syariah...
Agar masyarakat tahu kemanfaatan bank syariah...Agar masyarakat atau nasabah yang ingin bertransaksi dengan bank syariah juga bertanggungjawab.. Ga bisa semaunya saja..
Bank syariah bukan lembaga sosial yang memberikan pelayanan cuma-cuma..
Karena Bank Syariah bukan Sinterklas... :)

Bandar Lampung 10 Agustus 2009

www.uchiemasdar.blogspot.com

Tidak ada komentar: